EksKLusive Column April - Week IV

Dhea Seto: Soal Mimpi Jadi Penari dan Ogah Dibully

Penulis: Dewi Ratna

Diterbitkan:

Dhea Seto: Soal Mimpi Jadi Penari dan Ogah Dibully Dhea Seto @ KapanLagi.com®/Budy Santoso
Kapanlagi.com - Dhea Seto adalah wajah baru di jagad hiburan tanah air. Nama putri bungsu dari psikolog anak Seto Mulyadi ini dikenal publik kala dirinya terlibat TENDANGAN DARI LANGIT THE SERIES produksi SinemArt yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu.


Sebelum terjun ke dunia akting, dara kelahiran 17 Maret 1998 satu ini berkecimpung di dunia tari. Banyak genre tari ia tekuni dari balet, hip hop, tradisional sampai kontemporer. Bahkan dirinya pernah mengikuti festival menari di Korea untuk mewakili nama Indonesia.


Kini, sosok Dhea banyak dikenal sebagai aktris pendatang baru. Dia melakukan debut layar lebar lewat fitur adaptasi novel bertajuk ME & YOU VS THE WORLD besutan Fajar Nugros. Uniknya sebelum terlibat film produksi Rapi Films yang mengambil lokasi di India tersebut, Dhea lebih dulu membintangi LUNTANG LANTUNG yang baru akan tayang 8 Mei 2014 mendatang.


Bicara Soal Passion Menari


Mengaku sangat cinta dengan dunia tari, Dhea rupanya pilih akting sebagai sampingan belaka. "Aku pengen seriusin dance, jadi ke depannya memilih habiskan waktu buat fokusin dance. Malah terlibat film aku jadiin sampingan," kata Dhea mantap saat ditemui di Alegro, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.


Untuk meneguhkan hati di dunia tari, Dhea bahkan berniat mengambil pendidikan yang berhubungan dengan passion-nya nanti. "Punya impian pengen lanjutin sekolah ke Amerika tapi karena suka homesick paling pilih yang deket-deket aja. Yang di Amerika itu Martha Graham, sekolah tari kontemporer gitu," jelasnya.


Home Schooling Karena Ogah Di-bully


Berbeda dengan anak kebanyakan, Dhea Seto memilih mengikuti program home schooling selama ini. Hal tersebut ia lakukan karena ogah mengalami bullying. Bahkan, apa yang ada di sinetron pernah ia temui di sekolahnya dulu.


"Aku sempet ikut sekolah formal dari kelas 1 sampai 3 SD tapi nggak pakai seragam, di sekolah alam gitu. Dan justru aku malah merasa nggak enak karena ada bullying dari kelas 1 SD yang kayak di sinetron banget dan aku hampir kena. Itu kenapa males banget, nggak mau digituin," curah gadis yang gemar bereksperimen dengan warna-warna rambut ini.


Meski home schooling, rupanya tak membuat Dhea menjadi pribadi yang tertutup. Dirinya mengaku mempunyai banyak teman dari sesama anak yang memilih pendidikan sekolah di rumah tersebut.


"Jadi kan home schooling itu komunitas, tetep ada temennya. Malah menurut aku karena home schooling ini seminggu tiga kali jadi aku bisa berteman di luar itu. Kalo di sekolah mungkin banyak tapi temennya itu-itu aja. Lima hari di dalam ruangan bareng orang yang sama. Kalo ini lebih bebas jadi aku bisa temenan lebih luas. Banyak link-nya," ujarnya.


Saat mencoba home schooling, Dhea sempat mendapat tanggapan dari banyak orang. Termasuk keluarga dekatnya. "Banyak (diomongin). Tante malah yang bilang, 'kok kamu nggak sekolah sih?' Kesannya aku nggak sekolah gitu. Tapi waktu itu aku nggak terlalu nanggepin. Bahkan aku merasa bisa lebih sukses dengan home schooling dibandingkan sekolah formal," tutur Dhea yang sering mengikuti tingkah laku pasien-pasien ayahnya itu.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

(kpl/abs/dew)

Reporter:

Adi Abbas Nugroho

Rekomendasi
Trending