Lukman Sardi: Film Itu Nafas Gue
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Kecintaan Lukman Sardi pada dunia peran diakuinya seperti layaknya manusia butuh bernafas. Latar belakang musik yang diwarisinya dari sang ayah, Idris Sardi, bahkan rela ia tinggalkan meski pengaruhnya masih besar dalam hidupnya.
"Peran adalah pilihan hidup dari awal yang aku pilih. Ga pilih musik. Namun, musik tetap ada di bagian hidup gue, ga ilang," ucap Lukman Sardi di Gandaria City, Jakarta Selatan (5/10).
Banyak suka dan duka telah dilalui Lukman Sardi dalam melakoni seni peran. Itu diakuinya sebagai sebuah kenikmatan tersendiri baginya. "Nikmat aja. Liat film itu bukan sesuatu yang sifatnya kerjaan. Ngelakuin ini adalah bagian dari hidup. Sama kayak nafas. Berhenti main film bisa mampus gue," aku Lukman.
Pengorbanan berat pun pernah dilakukan olehnya. Bukan karena peran yang aneh, tapi karena waktu untuk menjadi keluarga banyak berkurang. "Pas persiapan kawin, itu ada syuting film MERAH PUTIH. Hari H pulang, abis nikah 3 hari, syuting lagi. Terus ada tawaran film lagi, pas usia hamil istri 4 bulan baru balik lagi. Itu sih yang terberat," lanjutnya.
Ditambahkannya, berkurangnya waktu dengan keluarga terasa lebih berat dibandingkan mendapat peran yang aneh-aneh. "Kalau secara fisik sih gak apa-apa. Dibikin aneh dalam peran itu gak apa-apa, gue santai aja. Tapi keluarga yang berat. Untung mereka semua ngerti," paparnya.
Terlepas dari keluarganya yang pengertian dan mendukung penuh karir sang aktor, Lukman sering merasa bersalah khususnya terhadap orang-orang terdekat. Untuk menebus rasa bersalah tersebut, ia sebisa mungkin menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga. "Yang penting jaga komunikasi aja. Jaman canggih sekarang. Pakai skype, dan lain-lain," tandasnya.
"Peran adalah pilihan hidup dari awal yang aku pilih. Ga pilih musik. Namun, musik tetap ada di bagian hidup gue, ga ilang," ucap Lukman Sardi di Gandaria City, Jakarta Selatan (5/10).
Banyak suka dan duka telah dilalui Lukman Sardi dalam melakoni seni peran. Itu diakuinya sebagai sebuah kenikmatan tersendiri baginya. "Nikmat aja. Liat film itu bukan sesuatu yang sifatnya kerjaan. Ngelakuin ini adalah bagian dari hidup. Sama kayak nafas. Berhenti main film bisa mampus gue," aku Lukman.
Pengorbanan berat pun pernah dilakukan olehnya. Bukan karena peran yang aneh, tapi karena waktu untuk menjadi keluarga banyak berkurang. "Pas persiapan kawin, itu ada syuting film MERAH PUTIH. Hari H pulang, abis nikah 3 hari, syuting lagi. Terus ada tawaran film lagi, pas usia hamil istri 4 bulan baru balik lagi. Itu sih yang terberat," lanjutnya.
Ditambahkannya, berkurangnya waktu dengan keluarga terasa lebih berat dibandingkan mendapat peran yang aneh-aneh. "Kalau secara fisik sih gak apa-apa. Dibikin aneh dalam peran itu gak apa-apa, gue santai aja. Tapi keluarga yang berat. Untung mereka semua ngerti," paparnya.
Terlepas dari keluarganya yang pengertian dan mendukung penuh karir sang aktor, Lukman sering merasa bersalah khususnya terhadap orang-orang terdekat. Untuk menebus rasa bersalah tersebut, ia sebisa mungkin menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga. "Yang penting jaga komunikasi aja. Jaman canggih sekarang. Pakai skype, dan lain-lain," tandasnya.
(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)
(kpl/ato/dka)
Editor:
Mahardi Eka Putra
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement