Kapanlagi.com - Untuk pemilihan lokasi shooting, sang sutradara MANTAN TERINDAH memilih beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya yakni di Bogor, Depok dan Karawaci. Dalam film berlatar kota metropolitan ini sengaja tidak disebutkan di Jakarta atau kota mana pun. "Kami rubah lokasi shooting agar tidak seperti di Jakarta dan sekitarnya,” kata Echa, sang sutradara. Pemilihan lokasi yang tanpa nama tersebut sengaja dilakukan sebagai pembeda dengan tren banyak film lainnya yang menyelesaikan proses film di luar negeri seperti Bangkok dan Eropa.
"Saya percaya bahwa perfilman Indonesia dengan teknologi yang sudah sangat berkembang dan sumber daya manusia nya yang menurut saya sangat kreatif mampu menggarap proses produksi film ini menjadi film yang berkualitas dari sisi cerita maupuk teknisnya. Hasilnya seperti apa nanti, mari kita saksikan mulai 6 November nanti," ujar Echa dengan bangga.
Untuk menyempurnakan pengambilan gambar tersebut, MANTAN TERINDAH menyerahkan penyuntingan gambar kepada Sentot Sahid, seorang editor yang dulu pernah menjadi seorang penata gambar untuk film TJOET NYAK DIEN (1988). Selain Sentot, terlibat pula sejumlah nama-nama besar yang sudah lama berkecimpung di dunia perfilman Indonesia seperti Titien Wattimena yang membuat naskah film dan Satrio Budiono sebagai Penata Suara. Aghi Narottama didaulat sebagai Penata Musik yang mengaransemen ulang lagu Mantan Terindah karya Yovie Widianto dan menambahkan 2 lagu lainnya.
Pengerjaan yang serius ini diharapkan bisa membuat MANTAN TERINDAH menjadi sebuah tontonan yang bermanfaat dan memorable. "Setelah menonton film ini dan ketika orang menonton film ini penonton merasa dekat perasaannya seperti ketika mendengar lagunya. Tentunya, dengan dukungan dari banyak pihak," tutup Marcella sang produser.