Kapanlagi.com - Karya animasi ke-13 Pixar Studio, BRAVE, menyusul para pendahulunya menempati posisi puncak chart box office Amerika Serikat. Pada pekan debutnya, kisah Putri Merida ini berhasil meraih pendapatan sebesar USD 66,7 juta. Debut yang manis mengingat lawan beratnya, MADAGASCAR 3: EUROPE'S MOST WANTED sudah dua pekan di posisi pertama.
Hasil yang diraih BRAVE jelas sebuah peningkatan dari kelesuan yang dialami CARS 2 (2011) dalam peredarannya. Tak sia-sia kerja keras Pixar memasang tokoh utama seorang perempuan dalam film terbarunya. Sebuah resep lama film-film Disney yang sebetulnya sangat jitu menarik penonton seperti dalam SLEEPING BEAUTY (1959), SNOW WHITE AND THE DWARFS (1937), atau yang paling baru PRINCESS AND THE FROG (2009). Banyak dari film klasik Disney populer yang memasang sosok putri atau perempuan sebagai tokoh utamanya.
Ini adalah pertama kalinya Pixar menggarap tokoh utama seorang perempuan setelah selama ini mengandalkan tokoh-tokoh unik, monster-monster (MONSTER INC), mainan berbicara (TOY'S STORY), mobil berbicara (CARS), serta duet lansia dan anak kecil (UP).
Sosok Merida dalam BRAVE juga mengingatkan akan sosok Katniss Everdeen (THE HUNGER GAMES) yang masih hangat di benak penonton. Keduanya menggambarkan sosok wanita ahli memanah yang punya kepribadian memberontak. Dibanding dengan tokoh Pixar lainnya jelas Merida paling biasa penampilannya. Kelemahan tersebut ditutup Pixar lewat kisah mengharukan lewat goresan naskah Mark Andrews serta duet penyutradaraannya dengan Brenda Chapman.
BRAVE berkisah tentang putri Merida dalam petualangannya di kerajaan Skotlandia. Tidak seperti kebanyakan putri anggun dan feminin yang pernah diangkat Disney dalam film, Merida adalah sosok yang heroik. Ia mampu memanah dan lincah. Kalau harus memilih, ia lebih suka menunggang kuda dibanding mengenakan gaun dansa. Penampilannya pun berbeda, rambut merah ikal tak tersisir rapi.
Kelincahannya Merida dalam BRAVE mampu merebut perhatian penonton dari film debut lainnya yang juga diprediksi sukses, ABRAHAM LINCOLN: VAMPIRE HUNTER.

BACA REVIEW BRAVE DI SINI