Foto profil Amanda Knox
 
Amanda Marie Knox lahir pada 9 Juli 1987 di Seattle, Washington. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Edda Mellas, seorang guru matematika asal Jerman, dan Curt Knox, seorang wakil presiden keuangan di Macy's. Amanda dan kedua adiknya dibesarkan di West Seattle. Orang tuanya bercerai ketika dia berusia 10 tahun, setelah itu ibunya menikah lagi dengan Chris Mellas, seorang konsultan teknologi informasi.

Pada usia 15 tahun, Amanda pertama kali pergi ke Italia dalam sebuah perjalanan keluarga. Selama perjalanan pertamanya ke Italia, dia mengunjungi Roma, Pisa, Pantai Amalfi, dan reruntuhan Pompeii. Setelah membaca buku "Under the Tuscan Sun" yang diberikan oleh ibunya, minat Amanda terhadap negara itu semakin meningkat. Setelah lulus dari Seattle Preparatory School pada tahun 2005, Amanda melanjutkan kuliah di Universitas Washington dengan jurusan linguistik. Pada tahun 2007, ia masuk dalam daftar mahasiswa berprestasi di universitas tersebut. Untuk mendanai tahun akademik di Italia, Amanda bekerja paruh waktu. Keluarganya menggambarkan Amanda yang berusia 20 tahun sebagai sosok yang ramah namun kurang berhati-hati. Ayah tirinya sangat khawatir saat Amanda pergi ke Italia pada tahun itu, karena ia merasa Amanda masih terlalu naif.

Amanda datang ke Perugia untuk kuliah dan karena kota tersebut memiliki lebih sedikit wisatawan dibandingkan Florence, yang merupakan tujuan yang lebih populer bagi mahasiswa asing. Amanda tinggal di sebuah apartemen tiga kamar tidur di Via della Pergola 7 bersama tiga wanita lainnya. Salah satu teman sekamarnya adalah Meredith Kercher, seorang mahasiswa pertukaran asal Inggris. Pada tahun 2007, Amanda mengalami pengalaman yang mengubah hidupnya ketika ia dipenjara selama hampir empat tahun di Italia setelah dinyatakan bersalah secara salah atas pembunuhan Meredith Kercher. Amanda memanggil polisi setelah kembali ke apartemen mereka dan menemukan pintu kamar Meredith terkunci dan ada darah di kamar mandi. Selama interogasi polisi yang berlangsung setelahnya, Amanda diduga mengaku terlibat dalam pembunuhan tersebut, termasuk menyebutkan nama majikannya, Patrick Lumumba. Awalnya, Amanda, Raffaele Sollecito (pacarnya), dan Patrick Lumumba semuanya ditangkap atas tuduhan pembunuhan Meredith Kercher, namun Patrick Lumumba segera dibebaskan karena memiliki alibi yang kuat. Dalam persidangan awal, Amanda dan Raffaele Sollecito divonis bersalah dan dijatuhi hukuman penjara masing-masing selama 26 dan 25 tahun. Rudy Guede, seorang pencuri yang diketahui, ditangkap tak lama setelahnya setelah jejak sidik jarinya yang berlumuran darah ditemukan di barang-barang milik Meredith Kercher. Ia kemudian dinyatakan bersalah atas pembunuhan dalam persidangan cepat dan dijatuhi hukuman penjara selama 30 tahun, yang kemudian dikurangi menjadi 16 tahun. Pada Desember 2020, pengadilan Italia memutuskan bahwa Rudy Guede dapat menyelesaikan sisa hukumannya dengan melakukan kerja sosial.

Pemberitaan sebelum persidangan di media Italia (yang kemudian diulang oleh media lain di seluruh dunia) menggambarkan Amanda dengan cara yang negatif, sehingga menimbulkan keluhan bahwa jaksa penuntut menggunakan taktik pembunuhan karakter. Keputusan bersalah pada persidangan awal Amanda dan hukuman penjara 26 tahun yang dijatuhkan padanya menimbulkan kontroversi internasional, karena para ahli forensik Amerika Serikat berpendapat bahwa bukti di tempat kejadian tidak sesuai dengan keterlibatannya. Proses hukum yang panjang, termasuk banding penuntutan yang berhasil melawan pembebasannya dalam persidangan tingkat kedua, berlanjut setelah Amanda dibebaskan pada tahun 2011. Pada 27 Maret 2015, pengadilan tertinggi Italia secara definitif membebaskan Amanda dan Raffaele Sollecito. Namun, vonis Amanda atas pencemaran nama baik terhadap Patrick Lumumba tetap dipertahankan oleh semua pengadilan. Pada 14 Januari 2016, Amanda dibebaskan dari tuduhan pencemaran nama baik setelah ia mengatakan bahwa ia telah dipukuli oleh polisi wanita selama interogasi.

Setelah itu, Amanda Knox menjadi seorang penulis, aktivis, dan jurnalis. Memoirnya yang berjudul "Waiting to Be Heard" menjadi buku terlaris. Pada tahun 2018, ia mulai menjadi pembawa acara The Scarlet Letter Reports, sebuah acara televisi yang mengkaji "sifat gender dalam penghukuman publik".