Sebagai ibu, Iis merasa wajib memberikan bimbingan kepada anak-anaknya dalam mengambil keputusan penting. Namun, ia juga mengerti pentingnya batasan dalam mendidik anak-anak yang sudah dewasa.

"Dikasih saran aja kayak begini begitu, nah kalau dia sudah berani mengenalkan seseorang ke tingkat yang lebih lanjut, aku pasti akan ngomong juga ke pasangannya," tuturnya.

Iis mengaku sangat selektif dalam memberikan nasihat kepada anak-anaknya soal hubungan. Baginya, pasangan anak-anaknya haruslah orang yang bisa dipercaya.

"Aku pengen pesan, 'lu mesti begini ke anak gue, mesti begitu sama anak gue,' kan anak gue gue udah gedein harus dititipkan dengan orang yang tepat," jelasnya.  

Meski dikenal cerewet, Iis tetap mendukung keputusan anak-anaknya, asalkan itu untuk kebahagiaan mereka. Ia hanya ingin memastikan anak-anaknya memilih pasangan yang terbaik. "Cerewet tapi mendukung juga," tambahnya. 

Keinginan untuk memiliki cucu di masa depan juga menjadi salah satu doa yang sering ia panjatkan. Iis berharap masih kuat saat cucunya lahir sehingga ia bisa menikmati momen tersebut.  

"Sekarang aku ada kepengen masih kuat nih gedong-gendong cucu. Kalau nanti udah encok, udah apa, nanti nggak bisa maksimal ngurusin cucu," ungkapnya sambil tertawa.

Meskipun tidak memiliki target khusus untuk pernikahan anak-anaknya, Iis tetap ingin melihat mereka membangun keluarga di waktu yang tepat. "Nggak ada target, kayak Salsha sebenarnya udah ada waktunya. Sekarang lebih santai," katanya.  

Bagi Iis, keluarga adalah segalanya. Ia hanya berharap bisa selalu ada untuk anak-anaknya dan melihat mereka bahagia dengan pasangan masing-masing. "Aku cuma bisa berdoa agar mereka bahagia dan mendapatkan pasangan yang benar-benar tepat," pungkasnya.