"Kalau uang jajan sekolah itu karena di sekolah sekarang udah pake kartu ya jadi dia nggak pake uang cash gitu. Jadi kayak flazz gitu diisi. Ya paling isinya berapa sih? Ibu saya itu juga yang diisi," ujar Ayu di kawasan Depok, belum lama ini.

Menurut Ayu, Bilqis lebih sering membawa bekal dari rumah dibandingkan membeli makanan di sekolah. Hal ini membuat pengeluarannya untuk jajan jadi lebih terkontrol.

"Rata-rata sih Iqis itu lebih sering bawa bekel sih dari rumah. Kadang pagi kalau saya sempat saya bikinin. Ntar siangnya dianterin sama ibu, ibu yang bikin. Kalau nggak orang rumah yang masak," ujarnya.

Meski demikian, Ayu mengakui bahwa Bilqis tetap menikmati momen jajan bareng teman-temannya sesekali. Hal ini menurutnya adalah hal yang wajar untuk anak-anak seusia Bilqis.

"Kadang dia sama temen-temennya, 'yaudah jajan-jajan bareng-bareng'. Namanya bocil," ungkap Ayu.

Ketika membandingkan dengan masa kecilnya sendiri, Ayu mengatakan bahwa kondisi sekarang sangat berbeda. Dulu, uang jajan Rp10 ribu saja sudah terasa banyak.

"Oh kalau saya mah dulu beda. Saya mah jajan 10 ribu aja juga kayaknya udah banyak banget gitu kan," katanya.

Namun, Ayu tidak menyebutkan secara pasti berapa nominal uang jajan Bilqis setiap minggu. Ia hanya menegaskan bahwa uang tersebut diisi secukupnya dan digunakan sesuai kebutuhan.

"Kadang ya, kadang ya. Enggak lah nggak sampai seminggu. Lewat kali ya? Lewat," tutup Ayu.