Kapanlagi.com - Kubis merupakan salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena nilai gizinya yang tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi iklim, baik dataran tinggi maupun dataran rendah.
Mempelajari cara menanam kubis yang benar sangat penting bagi petani maupun pemula yang ingin memulai budidaya sayuran. Dengan teknik penanaman yang tepat, hasil panen kubis dapat maksimal dan berkualitas tinggi.
Proses budidaya kubis memerlukan perhatian khusus mulai dari pemilihan benih, persiapan lahan, hingga perawatan tanaman. Keberhasilan panen sangat ditentukan oleh pemahaman yang baik terhadap setiap tahapan penanaman.
Kubis atau kol (Brassica oleracea) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam famili Brassicaceae. Tanaman ini memiliki daun yang berlapis-lapis membentuk kepala bulat padat yang menjadi bagian yang dikonsumsi. Kubis memiliki kandungan vitamin C, vitamin K, serat, dan berbagai mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Untuk dapat tumbuh optimal, kubis memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 0-1500 meter di atas permukaan laut. Suhu ideal untuk pertumbuhan kubis berkisar antara 15-25 derajat Celcius dengan kelembaban udara sekitar 60-80 persen.
Kubis membutuhkan tanah yang gembur, subur, dan memiliki drainase yang baik dengan pH tanah antara 6,0-6,5. Tanaman ini juga memerlukan sinar matahari penuh minimal 6 jam per hari untuk fotosintesis yang optimal. Ketersediaan air yang cukup namun tidak berlebihan sangat penting untuk mencegah pembusukan akar.
Pemilihan varietas kubis harus disesuaikan dengan kondisi lahan dan iklim setempat. Varietas kubis dataran rendah berbeda dengan varietas untuk dataran tinggi, sehingga pemilihan yang tepat akan menentukan keberhasilan budidaya. Beberapa varietas populer antara lain Green Coronet, Grand 11, dan KK Cross untuk berbagai kondisi lahan.
Persiapan lahan merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya kubis. Lahan yang akan digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dari gulma, sisa tanaman, dan sampah organik lainnya agar tidak menjadi sumber penyakit.
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul atau membajak sedalam 20-30 cm untuk menggemburkan struktur tanah. Tanah yang gembur akan memudahkan akar kubis untuk berkembang dan menyerap nutrisi dengan optimal. Proses penggemburan ini sebaiknya dilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman agar tanah dapat teroksidasi dengan baik.
Pembuatan bedengan sangat penting untuk mengatur drainase dan memudahkan perawatan tanaman. Bedengan dibuat dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan sekitar 40-50 cm untuk memudahkan akses saat pemeliharaan dan pemanenan.
Pemberian pupuk dasar dilakukan sebelum penanaman untuk menyediakan nutrisi awal bagi tanaman. Pupuk kandang atau kompost sebanyak 15-20 ton per hektar dicampurkan ke dalam tanah bedengan. Selain itu, pupuk NPK dengan dosis 300-400 kg per hektar juga diberikan sebagai pupuk dasar untuk mendukung pertumbuhan optimal kubis.
Penyemaian benih kubis merupakan langkah penting untuk menghasilkan bibit yang sehat dan kuat. Proses ini memerlukan perhatian khusus agar tingkat keberhasilan tumbuh bibit mencapai maksimal.
Melansir dari Food and Agriculture Organization (FAO), kualitas bibit sangat menentukan produktivitas tanaman kubis, dimana bibit yang sehat dapat meningkatkan hasil panen hingga 30 persen dibandingkan dengan bibit yang kurang berkualitas.
Penanaman bibit kubis ke lahan harus dilakukan dengan teknik yang tepat untuk memastikan pertumbuhan optimal. Waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu tidak terlalu panas agar bibit tidak stres dan layu.
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan jarak tanam 50-60 cm antar tanaman dan 60-70 cm antar baris. Jarak tanam yang tepat sangat penting untuk memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi setiap tanaman dan memudahkan sirkulasi udara. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman sekitar 10-15 cm, disesuaikan dengan ukuran polybag bibit.
Sebelum bibit ditanam, lubang tanam sebaiknya disiram terlebih dahulu hingga cukup basah. Bibit kubis dikeluarkan dari polybag dengan hati-hati agar akar tidak rusak, kemudian diletakkan di tengah lubang tanam. Posisi bibit harus tegak lurus dengan kedalaman penanaman sama dengan kedalaman media dalam polybag.
Setelah bibit diletakkan, lubang tanam ditutup kembali dengan tanah sambil sedikit dipadatkan di sekitar pangkal batang. Pemadatan ini bertujuan agar bibit berdiri kokoh dan akar dapat segera kontak dengan tanah. Lakukan penyiraman secukupnya setelah penanaman untuk membantu bibit beradaptasi dengan lingkungan baru.
Perawatan tanaman kubis yang intensif sangat diperlukan untuk menghasilkan panen yang maksimal. Pemeliharaan yang baik akan menjaga tanaman tetap sehat dan produktif hingga masa panen tiba.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Agricultural Science, pemeliharaan yang intensif terutama dalam hal pemupukan berimbang dan pengendalian hama dapat meningkatkan bobot kepala kubis hingga 40 persen dibandingkan dengan perawatan minimal.
Pemanenan kubis dilakukan setelah tanaman berumur 60-90 hari setelah tanam, tergantung pada varietas yang ditanam. Ciri-ciri kubis yang siap panen adalah kepala kubis sudah padat dan keras saat ditekan, ukuran sudah maksimal sesuai varietas, dan daun pembungkus luar mulai mengering.
Teknik pemanenan yang benar sangat penting untuk menjaga kualitas kubis. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang menggunakan pisau tajam di bagian pangkal kepala kubis, sekitar 2-3 cm di bawah kepala. Pemotongan sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat suhu masih sejuk agar kubis tetap segar dan tidak cepat layu.
Setelah dipanen, kubis harus segera dibersihkan dari daun-daun luar yang rusak atau kotor. Sortasi dilakukan untuk memisahkan kubis berdasarkan ukuran dan kualitas. Kubis yang berkualitas baik memiliki kepala yang padat, berat, berwarna hijau segar, dan tidak ada bekas gigitan hama atau penyakit.
Penyimpanan kubis dapat dilakukan di tempat yang sejuk dan kering dengan suhu sekitar 0-5 derajat Celcius dan kelembaban 90-95 persen. Dalam kondisi penyimpanan yang baik, kubis dapat bertahan hingga 2-3 bulan. Untuk pemasaran jangka pendek, kubis dapat disimpan pada suhu ruang selama 3-5 hari dengan tetap menjaga kelembabannya.
Waktu yang dibutuhkan dari penanaman hingga panen kubis berkisar antara 60-90 hari, tergantung pada varietas yang ditanam dan kondisi lingkungan. Varietas kubis dataran tinggi umumnya membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan varietas dataran rendah.
Ya, kubis dapat ditanam di pot atau polybag dengan ukuran minimal diameter 30 cm dan tinggi 40 cm. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 2:1, ditambah arang sekam untuk memperbaiki drainase. Perawatan kubis dalam pot memerlukan perhatian lebih pada penyiraman dan pemupukan.
Pengendalian ulat pada kubis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu memungut ulat secara manual setiap pagi dan sore, menyemprotkan pestisida nabati dari daun mimba atau bawang putih, atau menggunakan insektisida biologis seperti Bacillus thuringiensis. Pencegahan dengan memasang jaring pelindung juga efektif untuk mengurangi serangan ulat.
Jarak tanam yang ideal untuk kubis adalah 50-60 cm antar tanaman dalam satu baris dan 60-70 cm antar baris. Jarak tanam yang tepat memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi setiap tanaman, memudahkan sirkulasi udara, dan memudahkan perawatan serta pemanenan.
Pupuk yang baik untuk kubis adalah kombinasi pupuk organik dan anorganik. Pupuk dasar menggunakan pupuk kandang atau kompos sebanyak 15-20 ton per hektar, ditambah pupuk NPK dengan dosis 300-400 kg per hektar. Pemupukan susulan dilakukan 2-3 kali selama masa pertumbuhan dengan pupuk NPK dosis 200 kg per hektar setiap aplikasi.
Ya, kubis dapat ditanam di dataran rendah dengan memilih varietas yang sesuai seperti Green Coronet atau Grand 11 yang toleran terhadap suhu tinggi. Perawatan di dataran rendah memerlukan perhatian lebih pada penyiraman karena penguapan yang lebih tinggi, serta pengendalian hama dan penyakit yang lebih intensif.
Kubis yang siap dipanen memiliki beberapa ciri, yaitu kepala kubis sudah padat dan keras saat ditekan dengan tangan, ukuran kepala sudah maksimal sesuai dengan karakteristik varietas, warna daun hijau segar dan mengkilap, serta daun pembungkus luar mulai mengering. Umur panen umumnya berkisar 60-90 hari setelah tanam tergantung varietas.