Kapanlagi.com - Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, memiliki struktur yang terorganisir dengan jelas. Setiap Muslim perlu memahami nama-nama surat dalam Al-Quran sebagai langkah awal dalam mempelajarinya. Kitab ini terdiri dari 114 surat yang tersusun dalam 30 juz dengan beragam panjang dan tema.
Menurut buku Al Qur'an Terjemah dan Tafsir karya Maulana Muhammad Ali, Al-Quran dibagi menjadi 114 bab yang disebut surat. Kata "surat" sendiri memiliki arti "mulia" atau "derajat tinggi". Setiap surat punya keunikan tersendiri dari segi nama, jumlah ayat, dan isi. Simak ulasan lengkap mengenai nama-nama surat dalam Al-Quran hanya di KapanLagi.com!
Surat adalah pembagian utama dalam Al-Quran. Secara etimologi, kata surat berasal dari bahasa Arab al-surah yang artinya mulia atau berderajat tinggi. Para ulama juga mengartikan surat sebagai pagar kota yang membatasi sekumpulan ayat-ayat Al-Quran.
Al-Quran memiliki 114 surat dengan panjang yang bervariasi. Surat terpendek adalah Al-Kautsar dan Al-Asr dengan tiga ayat, sedangkan surat terpanjang adalah Al-Baqarah dengan 286 ayat. Setiap surat punya karakteristik unik, baik dari segi nama, jumlah ayat, tempat turunnya, maupun tema.
Pembagian ini sudah ditetapkan dalam Al-Quran itu sendiri, seperti yang disebutkan dalam Surat An-Nur ayat 1 dan Al-Baqarah ayat 23. Struktur ini memudahkan umat Islam untuk mempelajari, menghafal, dan memahami isi Al-Quran secara sistematis.
Mengutip dari buku 1001 Tanya Jawab Dalam Islam karya Ust. Muksin Matheer, Al-Quran terdiri dari 30 juz, 114 surat, dan 6.236 ayat. Kitab ini diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari di Mekah dan Madinah.
Berikut adalah daftar lengkap nama nama surat dalam al quran beserta artinya yang perlu diketahui setiap Muslim:
Penamaan surat dalam Al-Quran memiliki sistem yang unik dan penuh makna. Ada dua pendapat utama di kalangan ulama mengenai asal-usulnya. Mayoritas ulama, seperti al-Suyuti dan al-Zarkasyi, berpendapat bahwa nama-nama surat ditentukan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, sebagian ulama lain meyakini bahwa penamaan surat bisa dibuat dan dipopulerkan oleh para sahabat.
Nama surat umumnya diambil dari kata, frasa, atau tema yang identik dengan isinya. Sebagai contoh, Surat Al-Baqarah dinamakan demikian karena terdapat kisah sapi betina di dalamnya, Surat An-Nisa karena banyak menjelaskan hukum-hukum tentang perempuan, dan Surat Al-Fil karena menceritakan peristiwa pasukan bergajah.
Meskipun kebanyakan surat hanya memiliki satu nama, beberapa di antaranya punya lebih dari satu nama. Surat Al-Fatihah adalah yang paling istimewa dengan 25 nama berbeda, termasuk Ummul Kitab dan As-Sab'ul Matsani.
Para ulama juga mengelompokkan surat-surat berdasarkan karakteristik tertentu, seperti al-Tiwal (tujuh surat terpanjang), al-Hawamim (tujuh surat yang dimulai dengan Hamim), al-Musabbihat (surat-surat yang dimulai dengan tasbih), dan al-Mu'awwizatain (dua surat perlindungan: Al-Falaq dan An-Nas).
Surat-surat dalam Al-Quran diklasifikasikan menjadi dua kategori utama berdasarkan tempat dan waktu turunnya, yaitu Makkiyah dan Madaniyah. Klasifikasi ini penting untuk memahami konteks historis dan latar belakang turunnya setiap surat.
Surat Makkiyah diturunkan di Mekah, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Surat-surat ini umumnya berisi ajakan untuk beriman kepada Allah SWT (tauhid), peringatan tentang hari kiamat, kisah para nabi, dan bantahan terhadap kemusyrikan. Contohnya adalah Al-Fatihah, Al-Alaq, dan Al-Fil.
Surat Madaniyah diturunkan di Madinah, setelah hijrah. Surat-surat ini lebih banyak membahas hukum-hukum Islam, aturan bermasyarakat, hubungan dengan Ahli Kitab, dan pembentukan masyarakat Islam. Contoh yang terkenal adalah Al-Baqarah, Ali Imran, dan An-Nisa.
Perbedaan karakteristik antara surat Makkiyah dan Madaniyah mencerminkan perkembangan dakwah Islam dari fase awal yang fokus pada akidah hingga fase pembentukan masyarakat Islam yang memerlukan aturan-aturan praktis dalam kehidupan bermasyarakat.
Beberapa surat dalam Al-Quran memiliki julukan khusus yang diberikan oleh Rasulullah SAW atau para ulama berdasarkan keistimewaan dan keutamaannya. Julukan-julukan ini menunjukkan kedudukan istimewa surat tersebut dalam Al-Quran.
Surat Al-Fatihah dijuluki "Ummul Kitab" (Induk Al-Quran) dan "As-Sab'ul Matsani" (Tujuh Ayat yang Berulang).
Surat Al-Baqarah mendapat julukan "Sanamul Quran" (Puncak Al-Quran) dan "Fushthatul Quran" (Kota Al-Quran).
Surat Yasin dikenal sebagai "Qalbul Quran" (Jantung Al-Quran).
Surat Ar-Rahman dijuluki "'Urushul Quran" (Pengantin Al-Quran) karena keindahan isinya.
Surat Al-Falaq dan An-Nas disebut "Al-Mu'awwizatain" (Dua Surat Perlindungan) karena keduanya berisi doa memohon perlindungan kepada Allah SWT.
Julukan-julukan ini bukan hanya sebagai penanda keistimewaan, tetapi juga memberikan petunjuk tentang kandungan dan manfaat khusus yang terdapat dalam surat-surat tersebut. Pemahaman tentang julukan ini membantu umat Islam dalam menghargai dan mengamalkan surat-surat Al-Quran dengan lebih baik.
Al-Quran terdiri dari 114 surat berdasarkan ijma' (konsensus) para ulama. Jumlah ini telah disepakati oleh mayoritas muslim dan tercantum dalam mushaf Al-Quran yang digunakan di seluruh dunia, termasuk yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Surat terpanjang dalam Al-Quran adalah Al-Baqarah dengan 286 ayat, sedangkan surat terpendek adalah Al-Kautsar dan Al-Asr yang masing-masing memiliki 3 ayat. Perbedaan panjang ini menunjukkan variasi tema dan pembahasan yang dikandung setiap surat.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa nama-nama surat ditentukan langsung oleh Nabi Muhammad SAW (tauqifi). Namun sebagian ulama lain mengatakan bahwa beberapa nama surat bisa jadi hasil ijtihad para sahabat yang kemudian dipopulerkan dan diterima secara luas oleh umat Islam.
Beberapa surat memiliki lebih dari satu nama karena adanya perbedaan riwayat dari para sahabat atau karena surat tersebut memiliki keistimewaan khusus. Surat Al-Fatihah misalnya, memiliki 25 nama yang berbeda, menunjukkan kemuliaan dan keistimewaannya sebagai pembuka Al-Quran.
Surat Makkiyah adalah surat yang diturunkan di Mekah sebelum hijrah, umumnya berisi ajakan tauhid dan peringatan hari akhir. Surat Madaniyah diturunkan di Madinah setelah hijrah, lebih banyak membahas hukum-hukum Islam dan aturan bermasyarakat.
Tidak, urutan surat dalam Al-Quran tidak sesuai dengan urutan kronologis turunnya. Penyusunan surat dalam mushaf Al-Quran diatur berdasarkan tauqif (petunjuk langsung) dari Allah SWT melalui Rasulullah SAW, bukan berdasarkan urutan waktu turunnya.
Mengetahui nama-nama surat penting untuk memudahkan dalam mencari, menghafalkan, dan merujuk ayat-ayat Al-Quran. Selain itu, nama surat sering kali memberikan petunjuk tentang tema utama atau kandungan penting yang terdapat dalam surat tersebut, sehingga membantu dalam memahami pesan Al-Quran secara keseluruhan.