Menurut ayah dari tiga anak ini, merawat bayi setelah sembilan tahun tidak memiliki anak kecil lagi seperti kembali belajar dari awal. Apalagi sang bayi, Juandeo, tumbuh sangat cepat hingga kini beratnya sudah mencapai 8,8 kilogram di usia empat bulan.

"Kayak belajar lagi lah dari awal, karena ini kan Juwandeo ini, anak kita yang ngurus ini kan lumayan makin berat ya, sekarang aja 4 bulan udah 8,8," ucapnya sambil tertawa.

Ia bahkan menyamakan pengalaman menggendong bayinya dengan latihan fisik. Pasalnya, sang bayi lebih suka digendong menghadap ke depan, yang membuat tangan dan bahu ikut bekerja ekstra.

"Kalau digendong maunya ke depan, jadi berapa menit lumayan kayak kita fitness juga gitu, nggak kerasa keringat ngalir," lanjutnya.

Salah satu tantangan terbesar dalam perjalanan bersama bayi adalah menyesuaikan jadwal tidur dan menyusui yang belum teratur. Duma pun memberikan ASI eksklusif tanpa bantuan susu formula, sehingga perannya sangat krusial.

"Istriku kan ASI full, nggak ada susu formula, nggak ada apa-apa, bener-bener di-handle semua sama seperti anak kita yang satu dan dua," ujar Judika.

Ia mengaku bersyukur memiliki istri yang begitu kuat dan telaten dalam mengurus anak-anak mereka. Karenanya, ia pun merasa wajib hadir sebagai support system terbaik.

"Buat aku tuh keluarga tuh prioritas, kerja-kerja, tapi kalau keluarga nggak keurus atau nggak ada waktu buat keluarga ya kita nggak mau," katanya.

Meski sibuk dengan pekerjaan di industri hiburan, Judika memastikan untuk selalu menyisihkan waktu bersama keluarga. Liburan, menurutnya, bukan sekadar jalan-jalan, tapi juga momen mempererat ikatan dan hadir sepenuhnya sebagai seorang ayah.

"Kita berenang-berenang, habisin waktu bareng-bareng, terus kita pindah ke Lombok juga. Jadi kita bisa family time lah," pungkasnya.