Jenazah mendiang Stevi Agnecya tiba di TPU Tanah Kusir setelah salat Jumat. Sejak berangkat dari rumah, hujan sudah melanda Jakarta.

Kepergian Stevi mengguncang keluarga dan juga sahabat. Isak tangis keluarga tidak henti mengalir atas kepergian Stevi yang sangat mendadak ini.

Anak-anak Stevi ikut mengantarkan mendiang ke tempat peristirahatan terakhirnya. Anak sulung Stevi (paling kiri, berambut pendek) tampak syok dengan kepergian ibunya.

Anggi Pratama suami Stevi, ikut turun ke liang lahat dan memakamkan istrinya. Pihak keluarga meminta agar jenazah Stevi tidak diazankan.

Setelah menyemayamkan jenazah Stevi, Anggi menunggu di samping makam sembari memeluk putranya. Ketika tanah mulai menutupi liang lahat, anak Stevi menyampaikan salam perpisahan. "Rumah baru mami kok ditutup pasir sih? Dadah mami, bye mami, sampai ketemu mami,"ujar salah satu anak Stevi.

Fuji dan keluarga hadir dalam prosesi pemakaman Stevi. Ia berteman baik dengan Stevi sejak lama dan menjadi salah satu orang pertama yang mengabarkan kepergian Stevi untuk selama-lamanya.

Karena usianya yang masih kecil, anak-anak Stevi belum mengetahui bahwa ibu mereka sudah tiada dan tidak akan kembali. Anggi pun memeluk putranya dengan pilu.

Tangis keluarga dan sahabat pun pecah kala seluruh liang sudah penuh dengan tanah. Stevi meninggal dunia di usia yang masih sangat muda, ia baru 32 tahun.

Untuk terakhir kalinya, Anggi memberikan ciuman kepada sang istri tercinta. Namun kali ini hanya nisan yang bisa dicium oleh Anggi.

Rebecca Klopper dan Fadly Faisal juga ikut hadir di pemakaman Stevi. Selamat jalan, Stevi, semoga amal ibadahmu diterima di sisi-Nya.