"Era digital ini kan sangat berbekas ya, nggak bisa langsung hilang, jejak digital akan selalu ada. Dan makanya kenapa akhirnya saya menanggapi ini dengan lebih serius agar tidak ada lagi ke depannya hal-hal seperti ini. Dan ini jadi pelajaran saya juga ke depannya untuk berhati-hati," kata Abidzar di kawasan Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (13/4/2025).

Keputusan ini tentu melibatkan restu dari sang ibu, mengingat yang menjadi sasaran komentar adalah Umi Pipik. Abidzar mengungkapkan bahwa ibunya menyerahkan keputusan sepenuhnya pada dirinya.

"Alhamdulillah Umi menyerahkan semua ini keputusannya kepada saya, karena yang namanya anak pas tahu ibunya dicemooh sama orang, dicaci maki, nggak mungkin anak diam dan Umi nggak mungkin melarang," ungkap Abidzar.

Tak hanya restu, Abidzar juga mendapatkan dukungan dari sang ibu. Menurutnya, Umi Pipik menghormati keputusan yang sudah dibicarakan bersama.

"Kalau memang udah kesepakatan terbaik yang telah kita bicarakan dan ini adalah keputusan terbaik, ya kenapa nggak. Umi mendukung. Pastinya Umi nggak terima, pasti Umi nggak bisa memperlihatkan itu ke teman-teman semua dikarenakan harus jaga image pasti," katanya.

Abidzar menegaskan bahwa dirinya tidak main-main dalam mengambil langkah hukum ini. Ia merasa punya tanggung jawab besar sebagai anak untuk menjaga nama baik ibunya. "Cuma saya sebagai anak mewakili keluarga, diri saya sendiri, bahkan mewakili ibu saya. Saya nggak main-main di sini," tegas Abidzar.

Saat ditanya soal reaksi sang ibu setelah melihat komentar negatif netizen, Abidzar mengungkapkan bahwa Umi Pipik berusaha tetap kuat. Sang ibu memilih menyikapi komentar buruk itu dengan doa dan ketenangan.

"Sebenarnya gimana ya, namanya ibu pasti nggak pengen kelihatan sedih, sakit hati. Yang pasti Umi cuma istighfar, Umi berbenah hati, meminta ampun kepada Allah, mendoakan agar orang ini juga selamat pastinya. Cuma balik lagi, saya anak nggak bisa tinggal diam, gitu," ujar Abidzar.