Razman menunjukkan reaksi keras terhadap keputusan majelis hakim yang menggelar persidangan secara tertutup. Ketidakpuasan itu membuatnya menggebrak meja dan berjalan mendekati Hotman Paris Hutapea yang duduk sebagai saksi. 

Namun, Hotman tetap diam, santai dan tidak merespons aksi Razman. Menanggapi kejadian tersebut, Hotman Paris mengaku tidak terpengaruh. Baginya, insiden itu bukan hal yang luar biasa dalam dunia hukum.

"Begini lho, saya sudah 38 tahun jadi pengacara. Perkara yang lebih super berat saya udah tengahin," ujar Hotman saat ditemui di Studio Trans TV, Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2025).

Hotman pun tidak merasa gentar dengan aksi Razman yang emosi di sidang. Menurutnya, tidak ada alasan untuk takut menghadapi sosok yang dianggapnya tidak sebanding. "Kalau cuma melawan si botak yang lehernya nggak nampak, apa takutnya gue gitu lho. Dia kan cuma bisanya kayak emak-emak gitu lho," ucapnya.

Selain itu, Hotman juga menilai bahwa posisi hukumnya dalam kasus ini sangat kuat sehingga ia tidak merasa terancam. "Yang kedua, karena memang posisi hukum saya sebagai saksi sangat kuat ya," tegasnya.

Hotman Paris menilai kemarahan Razman di sidang bukan tanpa alasan. Menurutnya, Razman merasa dakwaan terhadapnya cukup berat sehingga berusaha mencari cara untuk membalikkan opini publik. "Dia itu ketakutan, dia itu sudah sangat ketakutan masuk penjara. Dia terdakwa. Dia sangat ketakutan, ya," ungkap Hotman.

Hotman juga menyebut bahwa Razman sengaja meminta sidang digelar secara terbuka agar bisa membangun opini publik. "Dia mau coba membalas, makanya dia paksakan, dia minta kepada hakim agar sidang terbuka. Dia sudah bawa akun-akun untuk live," sebutnya.