Suasana pun berubah menjadi syahdu ketika salah satu anggota keluarga turun ke liang lahat dan mengumandangkan azan. Detik-detik pemakaman terasa sangat emosional ketika petugas mulai menutup liang lahat dengan tanah merah.

Sang ibunda, yang sejak awal mencoba tegar, tetap berdiri di sisi pusara. Mengenakan busana serba hitam, ia berkali-kali mengusap air mata yang jatuh tanpa bisa dibendung. Kepergian putranya tampak menjadi pukulan berat baginya.

Di sisi lain, isak tangis terdengar dari salah satu anggota keluarga yang diduga adik Gustiwiw. Sang ayah terlihat menenangkan putrinya yang tak kuasa menahan kesedihan. Momen itu membuat suasana pemakaman semakin pilu.

Saat prosesi tabur bunga dimulai, ibunda Gustiwiw maju ke depan. Ia mendekap papan nisan putranya, mengusap dan menciuminya dalam diam, seolah tak ingin berpisah. Tangisnya pecah lagi di tengah doa-doa yang dipanjatkan.

Doa pun dipimpin oleh seorang kerabat. Setelah itu, satu per satu pelayat mulai menaburkan bunga ke atas pusara, menutup prosesi pemakaman yang berlangsung dalam suasana penuh haru.

Tak hanya keluarga, sejumlah rekan artis dan sahabat musisi tampak hadir di pemakaman. Nama-nama seperti Kunto Aji, Aci Resti, Nadine Amizah, Teddy Aditya, dan beberapa musisi lainnya terlihat ikut mengiringi kepergian Gustiwiw ke peristirahatan terakhir.

Seperti diketahui, Gustiwiw meninggal dunia di Lembang, Bandung, setelah dikabarkan jatuh di kamar mandi. Sosoknya dikenal multitalenta sebagai musisi, penyiar, komedian, hingga pencipta lagu. Salah satu karyanya yang terkenal adalah lagu Diculik Cinta yang menjadi OST film GJLS: IBUKU IBU-IBU.