8 Potret Baim Wong Bantah Tuduhan Paula Verhoeven Soal Anak, Sebut Kedua Putranya Tak Mau dengan Ibunya
© KapanLagi.com/Budy Santoso
Perseteruan dalam proses perceraian antara Baim Wong dan Paula Verhoeven terus bergulir. Kali ini, isu mengenai kesulitan Paula untuk bertemu anak-anak yang berada dalam pengasuhan Baim mencuat ke publik. Fahmi Bachmid, kuasa hukum Baim Wong, memberikan tanggapan tegas atas tuduhan tersebut.
Fahmi menyatakan bahwa tuduhan yang menyebut Paula sulit bertemu anak-anak tidaklah benar. Menurutnya, anak-anak bukanlah objek yang bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak mereka. aal
Fahmi Bachmid, kuasa hukum Baim Wong, tuduhan yang menyebut Paula sulit bertemu anak-anak. "Ya tidak sulit kalau memang dari anaknya tidak mau, masa anaknya harus dipaksa," ujar Fahmi saat ditemui di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2025).
Fahmi menambahkan bahwa cara berpikir yang menjadikan anak sebagai objek adalah keliru. Anak-anak, menurutnya, adalah subjek yang memiliki hak untuk memutuskan. Oleh karena itu, tindakan memaksa hanya akan berdampak buruk bagi kondisi psikologis anak.
"Anak itu kalau dijadikan objek ya begini jadinya. Ini cara berpikir yang keliru, anak itu bukan objek, anak itu subjek," tegas Fahmi.
Kuasa hukum Baim juga tekankan bahwa rumah Baim selalu terbuka bagi Paula untuk bertemu anak-anaknya. Ia bahkan meminta agar Paula datang bersama kuasa hukumnya agar tidak muncul informasi yang keliru.
"Itu 24 jam dibuka, silakan datang. Dan saya minta datang jangan sendiri, bawa lawyernya supaya tidak lagi cerita dipersulit segala macam," jelas Fahmi.
Lebih lanjut, Fahmi mengungkap bahwa Baim telah berusaha memfasilitasi pertemuan anak-anak dengan Paula. Namun, anak-anak tersebut sering kali memilih untuk kembali kepada Baim. Bahkan, upaya membawa anak ke Paula pernah dilakukan, tetapi hasilnya tetap sama.
"Bahkan Baim sudah ikhtiar mau membawa anak itu tapi anaknya tidak mau, ada videonya. Diantar sama Baim dua-duanya, setelah itu anaknya tidak mau. Ikut lagi ke Baim, nangis lagi, bahkan di sekolah juga nangis lagi," ungkap Fahmi.
Menurut Fahmi, memaksa anak untuk mengikuti kehendak orang dewasa hanya akan membuat anak menjadi korban. Ia meminta semua pihak untuk memprioritaskan kepentingan anak di atas ego pribadi. "Kasihan kan itu anak jadi korban karena dipaksa-paksa. Harusnya dirayu bagaimana supaya anak itu luluh hatinya, supaya tidak trauma dan sebagainya," tambahnya.