Salah satu upaya yang mendapat sorotan adalah perjuangannya terhadap tunjangan kinerja dosen di hadapan Mendiktiristek. Verrell menegaskan pentingnya anggaran pendidikan dan budaya untuk masa depan Indonesia dalam unggahan di akun @verrellbramastaterdepan.

"Karena pendidikan dan kebudayaan adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Tanpa anggaran yang cukup, pembentukan SDM unggul dan pelestarian budaya akan terancam," ujar Verrell dalam unggahan tersebut.

Tak hanya itu, Verrell juga menyuarakan nasib guru honorer di hadapan Mendikdasmen. Ia mendorong perhatian lebih dari pemerintah untuk kesejahteraan para pendidik non-PNS yang telah lama mengabdi.

Di bidang olahraga, Verrell menunjukkan dukungannya pada sepakbola nasional. Ia hadir dalam rapat membahas naturalisasi pemain dan mendukung nama seperti Ole Romeny untuk memperkuat timnas Indonesia.

Verrell pun sempat mewakili Indonesia dalam forum internasional. Salah satunya di Bangkok, Thailand, ia membahas soal kepercayaan publik dan pentingnya persatuan sosial di era digital dalam Forum Parlementer Asia Pasifik.

Verrell juga menyempatkan diri mendengar keluhan warga Indonesia di Mesir soal kurikulum pendidikan dasar. Hal ini menunjukkan kepeduliannya terhadap WNI di luar negeri.

Di dalam negeri, Verrell telah mengunjungi 35 titik di berbagai daerah untuk menyerap aspirasi masyarakat, khususnya terkait kesehatan ibu dan anak serta partisipasi anak muda dalam membangun desa.

Bahkan ia aktif menyuarakan kebutuhan atlet non-olimpiade dalam rapat bersama Kemenpora dan menerima audiensi atlet kick boxing Andi Jerni yang ingin kesetaraan perlakuan dari pemerintah.

Tak hanya di meja rapat, Verrell juga aktif di kegiatan sosial. Ia terlibat dalam pembangunan PAUD, pembangunan jembatan di daerah pemilihannya, hingga menyalurkan hewan kurban saat Idul Adha. Dengan sederet kegiatan tersebut, Verrell Bramasta membuktikan bahwa ia bukan sekadar selebriti di kursi parlemen.