"Mereka sangat apa... mendukung. Dari hari pertama sampai hari ke-7 ini setiap hari ke makam. Ziarah ke makam beliau. Karena pengin setiap hari, karena kan katanya kalau sebelum berapa hari gitu dia masih melihat kita," ucapnya saat usai acara 7 hari Epy Kusnandar di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (10/12/2025).

Ada kepercayaan mendalam yang dipegang oleh anak-anak Epy. Mereka meyakini bahwa dalam hitungan hari-hari awal setelah kematian, arwah sang ayah masih berada di sekitar mereka. Hal inilah yang memotivasi mereka untuk selalu hadir di makam.

"Jadi dia melihat siapa aja orang yang sayang, yang datang nengok dia gitu. Dan ya kangen aja," tambah Karina.

Ketabahan anak-anak ini membuat Karina merasa kagum sekaligus terharu. Ia melihat sendiri bagaimana mereka begitu kuat mendampingi ayahnya dari masa kritis di rumah sakit, sakaratul maut, hingga proses pemakaman selesai.

"Yang pastinya kalau ini anak... wah tegar sekali ini ya. Adi, Aa, Akodrat. Saat di rumah sakit, saat beliau menghembuskan napas terakhir, sakaratul maut, juga kita ada di situ melihat. Ini mereka benar-benar luar biasa tegar sekali. Jauh banget dengan saya yang bisanya cuman nangis," ungkap Karina.

Momen ziarah ini juga menjadi ajang bagi anak-anak untuk saling menguatkan. Mereka selalu berinisiatif mengajak satu sama lain tanpa perlu disuruh, menunjukkan kekompakan yang diamanatkan oleh almarhum semasa hidup.

"Makanya kalau misalnya ini, 'A, besok kita ke makam,' jadi udah tahu nih, kita berangkat bareng ke sana nengok. Saling support," tutupnya.

Kebiasaan ini menjadi bukti cinta tulus anak-anak kepada Epy Kusnandar, sosok ayah yang selama ini menjadi panutan dalam hidup mereka.