Saat melihat kondisi tersebut, keluarga memutuskan untuk membawa Bunda Iffet ke rumah sakit. Di sana, Bunda Iffet sempat menunjukkan tanda-tanda membaik yang membuat keluarga sempat merasa lega.

"Takut kan kita, akhirnya bawa ke rumah sakit. Besoknya bangun ngoceh-ngoceh, cerita-cerita, semua dipanggilin, ketawa-ketawa. Sama dokter rumah sakit dievaluasi kan kenapa," kata Bimbim.

Namun kondisi itu tak bertahan lama karena setelah beberapa hari dirawat, kesehatan Bunda Iffet kembali menurun. Bimbim mengatakan bahwa di hari ke-6, sang ibu harus dirawat di ruang HCU.

"Sebenarnya di hari kedua nggak ada apa-apa, tapi begitu hari ke-6 ya, harus masuk ICU. Di situ dua hari sebelumnya juga udah minta pulang. Akhirnya kita berembuk, ya udah pulangin aja deh, dan menurut dokter," ucap Bimbim.

Bimbim mengungkapkan bahwa ada risiko besar dalam keputusan memulangkan ibunya dari rumah sakit. Meski begitu, keluarga tetap memenuhi keinginan Bunda Iffet untuk menghabiskan waktu di rumah.

"Apa istilahnya, risikonya mungkin nggak sampai rumah. Tapi Bunda di situ bertahan, seperti yang dia mau, sampai rumah, masih ada 2 jam untuk pamit ya kemudian meninggal," tutur Bimbim.

Saat ditanya soal riwayat penyakit, Bimbim menegaskan bahwa Bunda Iffet tidak memiliki penyakit berat. Menurutnya, perubahan kondisi kesehatan lebih disebabkan faktor usia.

"Enggak sih. Riwayat orang tua ya, kadang-kadang gula naik, kadang-kadang darah tinggi gitu sih. Umur sih, 87 kan. Ya ini sudah meninggal masih mau mengatur, kita harus pakai ini, kita nggak tau apa-apa, tiba-tiba dapat seragam yang harus dipakai, ya itulah Bunda," pungkas Bimbim.