"Jujur, aku benar-benar kagum sama Dea. Dari hamil, kontraksi, sampai lahiran normal tanpa anestesi. Aku temenin dia dari awal sampai akhir, dan itu luar biasa banget," ujar Chand saat ditemui di RSIA Tambak, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, (15/5/2025). 

Chand mengaku menyaksikan sendiri perjuangan Dea menahan sakit selama puluhan jam sebelum akhirnya melahirkan anak pertama mereka secara normal. Ia bahkan menyebut momen itu sebagai pengalaman paling emosional dalam hidupnya.

"Ya, aku sampai nangis lihat dia berjuang kayak gitu. Aku tahu dia sakit banget, tapi dia tetap kuat. Nggak berhenti baca doa, zikir. Itu bikin aku makin sayang dan hormat banget sama dia," lanjut Chand dengan suara pelan.

Menurut Chand, perubahan yang dialami Dea bukan hanya secara fisik, tapi juga mental. Ia melihat sisi keibuan dalam diri istrinya yang sebelumnya belum pernah terlihat selama masa pacaran maupun awal pernikahan.

"Setelah jadi ibu, dia jadi lebih lembut tapi juga lebih kuat. Kadang aku sampai malu sendiri, dia bisa tahan begadang, nyusuin, tetap senyum. Sementara aku kadang baru gendong sebentar aja udah pegal," ungkapnya sambil tersenyum.

Chand merasa sangat beruntung memiliki Dea sebagai pasangan hidup. Ia percaya bahwa peran ibu memang luar biasa dan patut dihargai lebih dalam oleh para suami.

"Dulu mungkin aku belum ngerti gimana beratnya jadi ibu. Tapi sekarang, lihat langsung, aku jadi tahu, ibu itu hebat banget. Aku bersyukur banget punya istri kayak Dea," tuturnya.

Ia pun berkomitmen untuk selalu mendampingi dan mendukung sang istri, tak hanya sebagai suami, tapi juga sebagai sahabat dan rekan dalam membesarkan anak.

"Aku belajar banyak dari Dea. Dan aku janji bakal terus ada buat dia dan anak kami. Ini perjalanan baru yang nggak mudah, tapi indah," pungkas Chand penuh haru.