"Dampaknya kemarin aku sempat training ke Cina untuk melakukan siaran live bersama agency di Cina. Jadi tim memilih beberapa creator untuk dikirim ke sana termasuk aku. Makanya aku di Cina kemarin live-nya. Udah kebentuk penjualannya sehari bisa menjual 200 pasang sepatu, kebetulan pas tiktok live di off berdampak buat aku dan brand," ungkap Chikita saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Ia merasa sangat kasihan pada brand yang sudah menjalin kerja sama dengannya, terutama karena jadwal siaran di momen puncak seperti tanggal gajian harus tertunda. Menurutnya, hal yang paling membuatnya sedih adalah pasar yang sudah susah payah dibangun dan algoritma yang tertata rapi kini menjadi berantakan.

"Kasihan brand-nya yang sudah jadwalnya aku live di peek day gajian sell ketunda jadi kena dampak. Bikin ngenesnya pasar sudah kebentuk dan sistem sudah ada. Kalau kelamaan off harus narik lagi penonton, algoritmanya berantakan lagi," katanya.

"Semalam dicek penonton belum balik, biasanya 5-7 ribu yang nonton saat live sell stay, kemarin cuma 80-100 orang. Belum bisa buat jualan karena ada pengaruh lah sistemnya, jadi ada gangguan. Jadi aku cuma bisa istighfar dan berdoa semua bisa kembali," lanjutnya.

Secara blak-blakan, mantan penyanyi cilik ini membeberkan estimasi kerugian omzet yang dialaminya. Dengan penghasilan kotor puluhan juta per hari, penghentian fitur live selama beberapa hari membuatnya kehilangan potensi pemasukan hingga ratusan juta rupiah.

"Melihat omset bisa 30 juta per hari. Aku siaran bisa 3-6 jam per hari omset realtime. Ya lima hari off, ya 30x4 aja," jelasnya.

Meski kini fitur tersebut sudah kembali, Chikita Meidy mengakui perjuangannya belum usai. Ia harus memulai dari awal lagi untuk menarik kembali penonton dan 'memperbaiki' algoritma yang kini tak seramah dulu.