Debut Horor Dinda Hauw dan Rey Mbayang di 'RITUAL GAIB: NYAI RANDASURA', Kerja Bareng Sutradara Australia
© KapanLagi.com/Fikri Alfi Rosyadi
Pasangan selebriti Dinda Hauw dan Rey Mbayang kembali beradu akting, kali ini dalam sebuah proyek yang benar-benar baru bagi mereka: film horor. Keduanya didapuk menjadi pemeran utama dalam film berjudul RITUAL GAIB: NYAI RANDASURA.
Film ini merupakan hasil kerja sama antara rumah produksi Indonesia, Anak Negeri Films, dan Kraken Entertainment dari Australia. Menggaet sutradara asal Australia, Stuart Simpson, film ini menjanjikan pengalaman horor yang berbeda. Dalam film ini, Dinda akan memerankan karakter bernama Laras, sementara Rey Mbayang menghidupkan tokoh Radit.
Baca juga berita lainnya di Liputan6.com
Bagi Dinda Hauw, yang selama ini lekat dengan citra peran drama dan keluarga, proyek ini menjadi sebuah tantangan yang sangat dinantikan.
Ia mengaku sudah lama ingin menjajal kemampuannya di genre horor. Keputusan ini diambil karena beberapa alasan kuat yang membuatnya tak ragu menerima tawaran tersebut.
"Karena ya menarik ya. Pertama, ceritanya bagus. Kedua, eh kita bisa main bareng berdua di sini. Aku sebenarnya emang selama ini kan kebanyakan drama, terus eh ya film-film tentang keluarga lah. Emang pengen, pengen tahu aja sih rasanya bermain di film horor tuh seperti apa," ungkap Dinda Hauw saat dijumpai di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
Proses syuting di bawah arahan sutradara asing memberikan pengalaman yang unik bagi Dinda dan Rey. Dinda merasakan adanya perbedaan signifikan dalam metode pengerjaan, terutama dalam pengambilan gambar, yang belum pernah ia alami sebelumnya di produksi film dalam negeri.
"Jadi aku lupa, apa ya yang yang bikin bedanya gitu kan, sama selain itu. Kalau untuk aku pribadi itu, eh, cara pengerjaannya aja sih yang lumayan beda. Mungkin shoot-shoot-nya kalau misalkan di sini kan kita udah hafal kan. Oh iya misalnya begini-begini, walaupun tetap aja ada perbedaan di antara film sama drama," jelas Dinda.
Rey Mbayang menambahkan, selain teknis, tantangan lain datang dari komunikasi. Meskipun semua pihak saling memahami, perbedaan istilah teknis atau ekspresi antara kru Indonesia dan sutradara asing terkadang membutuhkan waktu lebih untuk diskusi.
"Sebenarnya untuk kendala bahasanya kita nih sama-sama paham, cuman kadang kan ada istilah kita sama istilah mereka tuh yang beda, nih. Kalau kita mungkin sama Indonesia kayak cuman yang ini loh lagi kayak geram yang gitu. Nah, itu tuh kayak gitu kadang, eh, bikin kita jadi lebih banyak waktu buat diskusi sih," tutur Rey Mbayang.