Sebagai generasi muda, Devano mengaku merasa kurang mendapatkan edukasi seksual yang benar selama masa sekolahnya. Hal ini membuatnya mengapresiasi nilai edukatif dalam film GOWOK yang ia bintangi.

Karena buat saya (dicengin) karena kalau boleh jujur, selama saya sekolah saya jarang sekali mendapatkan seks education yang tepat. Di Gowok Kamasutra Jawa ini ternyata itu menjadi salah satu sejarah yang terlupakan di Indonesia gitu, kan, ucapnya.

Devano juga menyadari bahwa hubungan seksual tidak sebatas aktivitas fisik, melainkan memiliki dimensi emosional dan teknis yang perlu dipelajari. Ia menyebut bahwa pengalamannya di film ini membuka sudut pandang baru soal makna hubungan intim.

Ternyata seks itu ga cuma soal seks, tapi justru ada caranya, ada step-stepnya untuk bisa melakukan hal tersebut, meromantisasinya, iya kan haha, sambungnya sambil tertawa.

Film GOWOK sendiri berlatar antara tahun 1955 hingga 1965, mengisahkan perempuan bernama Nyai Santi yang menjadi gowok atau guru seks tradisional untuk calon pengantin pria. Tradisi ini dipercaya mampu menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga.

Dalam film ini, Devano beradu akting dengan nama-nama besar seperti Reza Rahadian, Raihaanun, Lola Amaria, hingga Slamet Rahardjo. Ia merasa beruntung bisa terlibat dalam proyek yang menurutnya sarat muatan budaya dan edukasi.

Dengan mengangkat tema yang jarang disentuh secara terbuka di perfilman Indonesia, Devano berharap film ini bisa menjadi pemicu diskusi positif soal pentingnya pendidikan seksual yang benar dan historis.