"Jam kuning itu 17 tahun, yang Pabrik Gula Uncut jam merah. Nanti strategi kami itu ada dua film. Dua film ini ya tetap Pabrik Gula, tapi ada elemen-elemen tertentu, storytelling-nya lebih clear, lebih jelas lagi, dan lebih lengkap," ujar Manoj Punjabi.

Film yang mengangkat kisah sekelompok buruh musiman di sebuah pabrik yang diteror oleh kerajaan demit ini hadir dengan perbedaan mendasar pada kedua versinya. Versi Jam Merah yang mengantongi rating sensor 21+ memiliki durasi satu menit lebih panjang dibandingkan dengan versi Jam Kuning yang ditujukan untuk penonton berusia 17 tahun ke atas.

"Kedua film ini tetap Pabrik Gula, tapi elemen-elemen tertentu membuat storytelling-nya lebih lengkap. Jadi, mungkin ada pilihan bagi penonton," ungkap Manoj.

Perbedaan lainnya terletak pada strategi penayangan. Versi Jam Merah atau Pabrik Gula Uncut hanya akan tayang terbatas di waktu tertentu, sementara versi Jam Kuning lebih leluasa dan dapat dinikmati di lebih banyak bioskop.

"Strategi kami yang Jam Merah Pabrik Gula Uncut akan tayang show malam, jam merah jam 8 malam di beberapa bioskop, yang jam kuning lebih bebas," jelas Manoj Punjabi. Ia menambahkan, "Dan dua film ini akan menjadi daya tarik tersendiri." 

Penayangan Pabrik Gula yang bertepatan dengan libur Lebaran juga dianggap sebagai langkah strategis untuk menarik perhatian masyarakat. Libur panjang memungkinkan lebih banyak penonton untuk menyaksikan film ini, baik versi Jam Kuning maupun Jam Merah. "Kami sengaja memilih tanggal 31 Maret 2025 bertepatan dengan libur Lebaran. Ini waktu yang pas untuk penonton menikmati film dengan konsep berbeda," tambah Manoj. 

Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor muda dan berbakat, seperti Arbani Yasiz, Ersya Aurelia, Erika Carlina, Bukie B. Mansyur, dan lainnya. Dengan cerita yang unik dan konsep penayangan yang berbeda, Pabrik Gula diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi penikmat film tanah air. /aal