Komunikasi Ruben Onsu-Sarwendah Masih Lancar, Pengacara Tunjukkan Bukti Chat
KapanLagi.com/Fikri Alfi Rosyadi
Isu miskomunikasi yang disebut-sebut menjadi akar permasalahan antara Ruben Onsu dan Sarwendah dibantah dengan tegas oleh pihak Ruben. Kuasa hukum Ruben, Minola Sebayang, menyatakan bahwa komunikasi di antara keduanya berjalan lancar, dan ia memiliki bukti percakapan untuk mendukung klaimnya.
Minola menolak anggapan bahwa perseteruan ini terjadi karena kurangnya komunikasi. Menurutnya, jika komunikasi menjadi masalah, maka urusan transfer biaya bulanan yang rumit pun seharusnya ikut terhambat, namun faktanya tidak demikian.
Akses artikel seputar Sarwendah di Liputan6.com.
"Lancarlah, jadi jangan bilang miskomunikasi. Jangan bilang miskomunikasi karena kalau ditengok tiap hari ada komunikasi enggak Ruben dengan dia? Ya ada, itu chatting-chattingannya ada," ujar Minola Sebayang di kantornya, Selasa (19/11/2025).
Ia menyayangkan jika persoalan yang sebenarnya lebih kompleks ini disederhanakan menjadi sekadar masalah komunikasi. Menurutnya, inti masalah terletak pada kemauan untuk memberikan hak bertemu anak kepada Ruben.
"Ini adalah keinginan bebasnya si S itu kan patut diduga mau serahkan, mau, mau ngomong anaknya dididik, 'enggak boleh gitu, ayahmu juga', atau tidak? Itu aja sih kalau saya melihat. Karena kalau komunikasi bukti chattingan banyak ini. Apakah bukti chattingan ini bukan komunikasi?," ucapnya.
Minola bahkan menunjukkan beberapa bukti percakapan antara Ruben dan Sarwendah yang terjadi pada bulan September, membuktikan bahwa interaksi masih terjalin di antara mereka. Komunikasi juga dilakukan dengan asisten rumah tangga untuk urusan anak.
"Terakhir komunikasi kemarin juga mungkin mereka chattingan tuh. Karena kan mau ajak ketemu atau apa gitu kira-kira intinya. Sama susternya juga komunikasi. Nah itu ya ini juga ini kok ini Sarwendah ini, nah ini September nih," jelasnya sambil menunjukkan ponselnya.
Ia pun memberikan sebuah analogi sederhana. Jika komunikasi soal biaya yang nominalnya besar dan detail saja bisa berjalan lancar tanpa pernah terlewat, mengapa komunikasi soal hak bertemu anak justru dianggap bermasalah?
"Bahasa pakai bahasa Indonesia. 'Aku mau jemput anak boleh enggak?' Kan mudah dipahami. Jawabnya cuma boleh apa enggak? Kalau enggak ya kenapa? Jadi jangan juga dibilang ini hanya masalah komunikasi, enggaklah. Ya kenapa kok masalah komunikasi tentang biaya kok enggak pernah miss?" tutupnya.