Menurut pengacara Razman Arif Nasution, yang mendampingi Lolly, gadis muda itu mengaku tidak nyaman berada di rumah aman. Ia mengklaim disatukan dengan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) hingga pengidap HIV.

"Lebih nyaman dibanding dengan safe house," ujar Razman saat ditemui di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (13/1/2025).

Namun, kenyamanan Lolly belum sepenuhnya terjamin. Razman mengungkapkan bahwa Lolly merasa khawatir dengan keberadaan seseorang yang diduga penyidik laki-laki, yang masuk ke ruangan tempat ia ditempatkan tanpa izin.

"Tapi yang dia tidak nyaman bisa-bisanya penyidik laki-laki masuk sendiri. Dia tahu, dia udah kasih tahu, tetap masuk juga," jelas Razman.

Situasi ini menjadi perhatian Razman, yang merasa bahwa pengawasan terhadap Lolly seharusnya lebih ketat dan transparan. Ia meminta agar segala bentuk interaksi dengan Lolly harus mendapatkan persetujuan darinya sebagai pengacara.

"Saya bilang kalau ada yang mau masuk, info ke kita. Ini kenapa ada sendiri-sendiri? Kok orang ini mau menyembunyikan dan tidak mengerti penderitaan Lolly. Ada apa ini?" tegas Razman.

Razman juga menyampaikan curahan hati Lolly yang kini merasa tidak memiliki kepercayaan terhadap siapapun. Menurutnya, Lolly memohon agar dirinya dijaga dan tidak dipindahkan lagi tanpa sepengetahuan Razman. 

"Dia bilang, 'Om tolong jaga saya, saya tidak percaya dengan siapapun sekarang, saya gak punya orang tua.' Persoalannya dia di sana, biarkan dia di situ. Kalau ada perubahan kasih tahu saya, orang-orang ini biar ditindak," ungkap Razman. 

Lebih lanjut, Razman mengatakan Lolly meminta perlindungan penuh darinya dan berharap agar pihak terkait, termasuk Kapus, memberikan perhatian lebih terhadap situasi yang dihadapinya. 

"Lolly tuh ngomong, 'Om jangan percaya dengan penyidik, jangan percaya dengan safe house. Ternyata masih begini.' Untuk Ibu Kapus, tolong memperhatikan, karena saya udah bicara dengan Lolly. Dia bilang kalau tidak ada Om, saya tidak akan mau dipindah lagi dan akan bereaksi kalau dipaksa," tandas Razman.