"Ya, rumah. Memang kan anak-anak sekolah di Jakarta ya dari ketiga anaknya. Nah nanti Eza akan mempersiapkan papan atau rumah untuk rumah tinggal anak-anak dan Mbak Echa," ungkap Raka Danira di Pengadilan Agama Cibinong, Jawa Barat, Senin (27/10/2025).

Rumah baru ini, menurut Raka, bukanlah kediaman yang mereka tempati sebelumnya. Eza secara khusus ingin memberikan tempat tinggal yang lebih layak dan nyaman bagi anak-anaknya, terutama yang lokasinya tidak jauh dari sekolah mereka.

"Rumah baru. Karena kan anaknya tiga ya, anaknya tiga terus juga tempatnya ingin yang lebih, yang layak, yang baik gitu kan. Nah lagi proses pencarian," terang Raka.

Lebih dari sekadar tanggung jawab, sikap Eza ini ternyata juga didasari oleh perasaan yang masih ia simpan untuk Echa. Raka Danira tak menampik bahwa di lubuk hati kliennya, rasa cinta itu masih ada.

"Kalau dari Eza sendiri, Eza masih mencintai Mbak Echa ya sebagaimana mestinya," ucap Raka.

Meski begitu, Eza juga sadar bahwa sebuah hubungan tidak bisa dipaksakan. Ia hanya bisa pasrah dan menerima jika perpisahan adalah jalan terbaik bagi mereka berdua.

"Tapi ya kalau memang suatu hubungan itu kan tidak bisa dipaksakan sekali lagi... Tapi kalau memang harusnya seperti ini yang terbaik, berpisah dengan baik-baik ya tidak apa-apa," sambungnya.

Sidang perceraian ini sendiri kini telah memasuki tahap baru setelah hasil mediasi mengenai hak asuh anak dan nafkah dimasukkan ke dalam gugatan.