"Ya, memang paling dekat, paling disayang ya namanya juga bapak ya pasti cinta pertama anak perempuannya," ujar Mona Ratuliu dengan suara bergetar.

Ia menyampaikan bahwa kehangatan dan perhatian ayahnya tak pernah putus sejak ia masih kecil hingga dewasa. Sosok Albert Ratuliu disebut sebagai figur panutan yang selalu mengedepankan keluarga dan kebahagiaan orang-orang di sekitarnya.

"Ya, jadi ya papi tuh hangat, hangat sekali, banyak contoh ke orangtuaan yang aku contoh dari papi. Humornya di rumah, kehangatannya selalu diciptakan," kenangnya.

Meski sang ayah hidup dengan kesederhanaan, Mona mengungkap bahwa kebahagiaan keluarga selalu menjadi prioritas Albert. Bahkan di masa sulit secara ekonomi, ayahnya tetap berusaha menciptakan momen menyenangkan bersama keluarga.

"Ya, weekend yang selalu ajak anak-anak pergi jalan. Kadang-kadang aku tahu papi mungkin lagi nggak banyak uang tapi minimal di mobil keliling-keliling Jakarta terus pulang tapi papi selalu bikin senang keluarganya. Nah itu yang aku contoh," ujar Mona.

Sebagai seorang anak perempuan, Mona merasa beruntung tumbuh dalam bimbingan dan kasih sayang penuh dari sang ayah. Ia menganggap banyak nilai-nilai kehidupan yang ia anut saat ini merupakan warisan dari almarhum.

Albert Ratuliu mengembuskan napas terakhir pada Kamis (1/5/2025) pukul 03.50 WIB. Menurut penuturan Mona, sang ayah sempat hendak menjalankan salat malam namun belum sempat melaksanakannya karena tiba-tiba merasa pusing dan kehilangan kesadaran.

Jenazah Albert dimakamkan di TPU Jeruk Purut dan diiringi oleh keluarga serta kerabat dekat. Hingga akhir hayatnya, almarhum dikenal sebagai pribadi yang hangat, sederhana, dan sangat menjunjung tinggi nilai keluarga.

"Ya papi selalu bikin seneng keluarganya," pungkas Mona dengan mata berkaca-kaca.