"Sebulan bisa sampai Rp 40 juta (untuk berobat), dan itu harus. Periksa darah itu harus karena mengonsumsi obat banyak itu kan mesti harus periksa ginjal, paru, jantung tiap bulan harus rutin," tutur Nunung dikutip dari detik.com.

Di tengah perjuangan melawan penyakitnya, Nunung bersyukur karena hasil pemeriksaan terakhir menunjukkan kondisi yang membaik. "Alhamdulillah kalau saya check up, cancer saya juga dokter udah bilang bagus, gak ada apa-apa, bagus, Alhamdulillah," kata Nunung.

Namun, pemulihan fisik saja tidak cukup menurut Nunung. Ia menyatakan bahwa semangat dan mental menjadi bagian tak terpisahkan dari proses penyembuhan. 

"Sakit apa pun sembuh itu kembali dari diri kita dulu gitu lo. Kita semangat mau sembuh gak? Mau diobatin kayak apa pun kalau kita gak ada semangat sembuh, ya percuma," terang Nunung.

Setelah meneguhkan mental, Nunung pun mencoba menyelaraskan unsur fisik, rohani, dan pikiran agar kesehatan menyeluruh terjaga. "Aku sehatkan dulu badanku, sehatkan jasmani rohaniku, sehatkan pikiranku, pokoknya sehatkan semuanya, pasti saya bekerja juga enak," jelasnya.

Ia juga mengisahkan bahwa kehidupannya perlahan mulai tertata kembali setelah masa-masa sulit. "Hidupku sudah mulai tertata. Aku sekarang tiap bulan ngambil obat udah gak pusing, udah ada, bisa ada aja gitu aja. Meski pun masih buka lubang tutup lubang ya," pungkasnya.

Sejak diagnosis kanker, Nunung juga sempat menjalani terapi di SWICC (Suherman Widyatomo Integrated Cancer Center) bersama tim dokter onkologi untuk pengobatan dan pemantauan kondisi tubuhnya.

Proses tersebut termasuk berbagai pemeriksaan medis intensif dan pengawasan berkala. Selain itu, meskipun sudah dikabarkan sembuh dari kanker payudara, Nunung tetap melakukan konsultasi ke psikiater untuk menjaga stabilitas mentalnya.