Menurutnya, hal yang paling krusial saat menghadapi unjuk rasa adalah kehadiran seorang pemimpin. Baginya, turun langsung dan membuka ruang dialog adalah kunci utama untuk meredam potensi kericuhan.

"Lumayan sering (didemo). Dan memang setiap demo buruh maupun masyarakat, saya selalu hadir. Saya selalu datang, kita ajak dialog," ungkap Hengky Kurniawan saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, pada Kamis (04/9/2025). 

Aktor berusia 42 tahun ini meyakini, emosi massa bisa diredam jika mereka merasa didengar. Sebaliknya, situasi bisa memanas jika pemimpin yang mereka pilih justru enggan menemui.

"Sebenarnya masyarakat kalau misalnya pemimpinnya hadir, kemudian mau berdialog, eh, banyak mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan," tegasnya.

Lebih lanjut, Hengky juga membeberkan apa saja bekal yang wajib dimiliki seseorang sebelum menjadi pejabat publik. Menurutnya, popularitas saja tidak cukup. Seorang pemimpin harus memiliki wawasan mendalam mengenai daerah yang dipimpinnya.

"Kita lebih banyak bisa membaca terkait kondisi daerah. Itu yang harus kita ketahui, termasuk bagaimana solusi jangka pendek, solusi-solusi jangka panjang, dan juga bagaimana budaya yang ada di daerah tempat kita memimpin," jelasnya.

Kini, setelah tak lagi menjabat, Hengky mengaku tugasnya memang tidak seberat dulu. Namun, ia tetap aktif memantau situasi politik dan ekonomi bangsa.

"Kalau dulu kan memang untuk masyarakat. Kalau sekarang ya sudah fokus pada apa yang kita jalanin terutama berkaitan dengan pekerjaan, bisnis secara pribadi," tutupnya.