Lianna menyebut bahwa di tahun 2020 lalu pembelajaran dilakukan secara daring lantaran pandemi yang menyebar. Saat itu, ia berpikir untuk memanfaatkan momen ini dengan membuat video pendek tentang cara menghitung cepat soal matematika. 

Lianna memiliki target audience orang-orang yang nggak suka matematika. Lianna sendiri mengakui bahwa ia awalnya tidak suka matematika namun berhasil mencari cara agar dapat belajar dengan cara yang fun. 

Ia memilik TikTok karena saat itu sedang booming dan dapat menunjang visi dan misinya soal edukasi pemecahan soal matematika. 

"TikTok benar-benar support dengan visi misiku terhadap matematika. Video durasi pendek yang juga seru serta fun dan bisa langsung to the point," ujar Lianna. 

Kehadiran feed STEM di TikTok Indonesia ini juga mendapatkan dukungan dan apresiasi dari Kementerian Komunikasi dan Digital. "STEM memegang peran penting untuk mendorong inovasi dan hadirkan solusi nyata bagi tantangan global," ujar Kepala Badan Pengembangan SDM Komunikasi dan Digital, Bonifasius Wahyu Pujianto. Boni juga menyebut, mewakili Menkomdigi Meutya Hafid, dirinya menyambut kehadiran feed STEM sebagai langkah strategis meningkatkan literasi dan mencetak talenta STEM. 

Liana memutuskan untuk menggunakan TikTok karena bisa membawa dampak nyata ke kehidupannya. Karena berbagai kemudahan yang ditawarkan, kontennya viral dan ia bisa menerbitkan buku matematika dan bertemu secara langsung dengan para followersnya. 

"Sebagai ruang yang aman dan inclusive TikTok terbuka bagi semua kalangan di manapun mereka berada dan siapapun mereka, kami senang TikTok juga menjadi ruang kreatif bagi para konten kreator untuk membagikan minat mereka dalam saint, teknologi, engineering dan matematika yang lebih kita kenal dengan istilah STEM," ujar Angga Anugerah Putra, General Manager Content Operations Southeast Asia TikTok