Suci Winata membagikan momen-momen manis dari tedak siten sang putra yang ganteng banget ini. 

Tedak Siten adalah salah satu tradisi khas Jawa yang sangat menarik, penuh makna, dan indah. Dalam bahasa Jawa, "tedak" berarti "turun," sedangkan "siten" berasal dari kata "siti," yang berarti "tanah." Jadi, Tedak Siten merupakan upacara yang menandai momen ketika seorang bayi untuk pertama kalinya "turun ke tanah" atau mulai belajar berjalan di bumi.

Upacara ini biasanya dilakukan ketika bayi berusia sekitar 7 atau 8 bulan, saat si kecil mulai belajar berdiri dan berjalan. Bagi masyarakat Jawa, Tedak Siten bukan sekadar ritual, tetapi sebuah doa penuh harapan agar si bayi tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan siap menghadapi dunia dengan penuh tanggung jawab.

Selama upacara, bayi akan dibimbing melangkah di atas berbagai benda simbolis, seperti tangga yang terbuat dari tebu, yang melambangkan tahapan hidup yang penuh dengan usaha. 

Ada juga prosesi bayi menginjak "siti" atau tanah, melambangkan harapan agar si anak selalu berpijak teguh pada nilai-nilai kehidupan. Selain itu, bayi akan diberi beras ketan berwarna-warni, yang melambangkan keindahan dan keragaman kehidupan.

Upacara ini bukan hanya bentuk rasa syukur, tetapi juga doa dan simbol cinta keluarga yang mendukung setiap langkah awal si kecil menuju masa depannya. 

Tedak Siten adalah perayaan kehidupan, kehangatan keluarga, dan harapan-harapan indah.

Jadi tak heran kalau sepupu Ari yang juga cucu dari Presiden kedua RI, Soeharto, hadir di acara ini. Tampak ada Panji anak Bambang Trihatmodjo.

Dekorasi buat acara ini pun cantik banget. Dibuat seperti taman indoor ya!

Semoga Arto tumbuh sehat dan jadi anak yang selalu jadi kebanggaan keluarga ya!