Ketika itu, sebagai seorang bupati, Dico kerap mengunjungi masyarakat untuk memastikan kebutuhan mereka terpenuhi, terutama selama bulan puasa.  

"Kalo bulan puasa ini kan biasanya kita suka ngecek ke wilayah-wilayah, daerah-daerah di kabupaten Kendal, ngelihat masyarakatnya seperti apa, kebutuhan pokoknya, kemudian harga-harga, dan lain sebagainya," tambahnya.

Bagi Chacha, Kendal menjadi tempat yang penuh makna dan proses pendewasaan diri selama lima tahun terakhir. "Kendal itu adalah bagian dari pendewasaan diri aku. Karena proses hidup aku itu sangat berdinamikanya cukup Masya Allah gitu ya," ungkap Chacha.

Ia menceritakan bahwa selama di Kendal, dirinya belajar banyak hal, termasuk menjalani peran sebagai istri seorang pemimpin daerah.

"Mas Dico berpindah-pindah tempatnya. Aku dulu kan tinggal di Jakarta, Semarang, balik lagi di Jakarta, habis itu ke Kendal. Itu kan unpredictable," jelasnya.

Kehidupan yang tidak mudah diprediksi membuat Chacha harus beradaptasi dengan berbagai situasi. Ia juga bersyukur atas dukungan keluarga selama menjalani masa tersebut.

"Jadi sesuatu yang lebih predictable itu lebih cenderung membuat orang lebih tidak mudah stres. Tapi aku udah berkomitmen bahwa ketika aku sudah menikah, apapun yang aku jalanin harus minta izin sama suami," katanya.

Kini, pasangan ini sedang fokus menjalani studi lanjutan bersama, sebuah keputusan yang menjadi perjalanan baru dalam hidup mereka. "Alhamdulillah sekarang kita berkahnya adalah kita bisa sekolah S2 bareng. Habis itu sekarang kita lagi sekolah S3 bareng juga," tutup Chacha.