Dalam keterangannya kepada media saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat pada Senin (26/5/2025), Reza menyampaikan harapan agar film ini dapat menimbulkan diskusi publik yang sehat.

"Ya kalau mudah atau tidaknya saya enggak tahu ya, kita belum rilis ini. Tapi ini akan membuka banyak dialog, banyak obrolan di tengah masyarakat justru itu yang saya nantikan dari sebuah film, yang menciptakan obrolan sehingga banyak orang yang tertarik untuk menonton film ini," kata Reza.

Film Gowok sendiri mengambil latar waktu 1955 1965 dan mengisahkan seorang perempuan bernama Nyai Santi, sosok gowok yang mengajarkan calon pengantin pria cara memahami dan memuaskan pasangan mereka dalam pernikahan.

Reza menilai bahwa masyarakat perlu diberikan ruang untuk memahami sejarah dan budaya lokal secara lebih terbuka. Ia yakin film ini akan memberikan kontribusi dalam membentuk pemahaman tersebut.

Dengan tema yang masih dianggap tabu, film ini tetap dihadirkan dengan pendekatan naratif dan sinematik yang peka. Reza berharap penonton bisa melihat nilai budaya di balik kisah gowok, bukan hanya sisi eksplisitnya.

Melalui keterlibatannya dalam film ini, Reza kembali bekerja sama dengan Hanung Bramantyo, sutradara yang kerap kali menggandengnya dalam proyek-proyek bertema berat dan reflektif.

Reza sendiri tak mempermasalahkan jika film ini menimbulkan kontroversi. Menurutnya, tujuan utama seni adalah membangkitkan rasa ingin tahu dan mendorong dialog.