Sarah Ahmad Kini Tampil dengan Tubuh Langsing, Simpan Kisah Perjuangan Lawan Penyakit
Instagram.com/saraaaahmad
Penampilan baru selebgram sekaligus srikandi bisnis, Sarah Ahmad, sukses menjadi buah bibir. Berhasil memangkas bobot hingga 27 kilogram, transformasinya yang drastis justru mengundang tudingan miring alih-alih sekadar pujian.
Di tengah decak kagum, tak sedikit yang berspekulasi bahwa pencapaiannya itu didapat lewat jalan pintas seperti sedot lemak. Merasa gerah, wanita yang akrab disapa 'Miss Gosrok' ini pun akhirnya buka suara dan meluruskan kabar yang beredar.
Akses artike seputar Sarah Ahmad di Liputan6.com.
Dengan tegas, ia mengaku sakit hati dengan tudingan tersebut. Baginya, menempuh prosedur operasi adalah hal yang mustahil untuk dilakukan, bukan karena tak mau, melainkan karena kondisi medis yang tak memungkinkan.
"Aku sakit hati banget kalau dituduh begitu. Itu tidak mungkin terjadi di hidup aku," ungkap Sarah saat dihubungi awak media, Selasa (14/10/2025).
Usut punya usut, di balik penampilannya yang kini bugar, tersimpan sebuah fakta medis yang serius. Sarah membeberkan bahwa ia mengidap Deep Vein Thrombosis (DVT) atau penyempitan pembuluh darah, yang mengharuskannya mengonsumsi pengencer darah seumur hidup.
Kondisi inilah yang membuatnya mustahil menjalani pembedahan apa pun. "Aku kegores saja bisa pendarahan. Gimana ceritanya aku bisa operasi? Tanya seribu dokter di dunia, pasti tidak akan ada yang memperbolehkan," tegasnya.
Perjuangan Sarah untuk hidup lebih sehat ternyata dipicu oleh vonis yang lebih berat. Pada tahun 2022, ia didiagnosis menderita autoimun lupus (SLE) yang membuatnya bertekad mengubah total gaya hidupnya demi kesembuhan, bukan sekadar penampilan.
"Gua harus hidup lebih sehat, aku nggak mau mati muda," kenangnya.
Semangat juang untuk sembuh ini ternyata cerminan dari kegigihannya dalam membangun imperium bisnisnya, By Sarah Ahmad. Jauh sebelum dikenal seperti sekarang, ia merintis usahanya dari nol pada tahun 2016 hanya dengan bermodal jasa titip atau 'jastip'.
Filosofi bisnisnya pun tak biasa. Alih-alih mengikuti tren, ia lebih memilih menjadi pelopor dengan menciptakan produk-produk inovatif yang saat itu masih dianggap tabu, seperti produk kewanitaan dan minyak zaitun untuk diminum. "Aku mau jadi trendsetter. Aku enggak mau ngikutin orang atau yang lagi viral," ujarnya.