Sarwendah Ungkap Alasan Kremasi Sang Ayah Digelar 23 Juli, Ada Perhitungan Khusus Secara Fengshui
KapanLagi.com/Fikri Alfi Rosyadi
Suasana duka yang mendalam masih menyelimuti keluarga Sarwendah. Sang ayah tercinta, Hendrik Lo, telah berpulang untuk selamanya, meninggalkan kenangan indah bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.
Saat ini, jenazah almarhum disemayamkan di Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, di mana para pelayat terus berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir.
Rangkaian prosesi untuk mengantar kepergian sang ayah pun telah dipersiapkan dengan saksama oleh pihak keluarga. Menurut rencana, ibadah tutup peti akan dilaksanakan pada hari Senin 21 juli 2025 yang kemudian akan dilanjutkan dengan prosesi kremasi beberapa hari setelahnya, yaitu pada Rabu (23/7/2025).
Banyak yang bertanya mengapa ada jeda waktu sebelum prosesi kremasi dilaksanakan. Sarwendah menjelaskan bahwa pemilihan tanggal tersebut bukanlah tanpa alasan, melainkan sudah melalui pertimbangan yang matang.
"Hitungan fengshui saja, Papi aku kan lumayan Chinese toktok jadi hitung fengshui. Jadi sudah dihitung tanggal 23," kata Sarwendah di rumah duka, Sabtu (19/7/2025).
Tak hanya soal tanggal, prosesi setelah kremasi pun sudah direncanakan dengan detail. Nantinya, abu jenazah dari Hendrik Lo tidak akan disimpan, melainkan akan dilarung di lautan lepas dari atas sebuah kapal. Rupanya, pemilihan lokasi ini memiliki kenangan tersendiri bagi keluarga, terutama sang nenek atau ibunda dari mendiang Hendrik Lo.
"Waktu itu kan Nenek biasa ulang tahun di kapal jadi nanti pas kremasi sekalian, maunya kayak gitu, lewat Yeye. Karena kan Yeye suka ngumpul-ngumpul," ungkap Sarwendah.
Ada sebuah permintaan haru yang menunjukkan betapa dalamnya cinta di antara kedua orang tua dari Sarwendah. Sang ibunda, Rospita Tjoa, meminta agar tempat abunya kelak bisa disatukan dengan abu sang suami tercinta. Ibu tiga anak ini menuturkan bahwa permintaan tersebut sudah diwujudkan.
"Sudah beli tempat yang double karena nenek request mau abunya bareng," ucapnya.
Di tengah suasana duka, terselip sebuah cerita yang menyentuh hati mengenai pakaian terakhir yang dikenakan oleh almarhum. Jas yang membalut tubuh Hendrik Lo ternyata bukanlah sembarang setelan, melainkan jas yang sudah ia persiapkan secara pribadi untuk sebuah momen yang sangat dinantikannya. Ternyata, mendiang sudah memesan jas tersebut untuk merayakan hari ulang tahunnya.
"Memang dia sudah mau rayain ulang tahun. Ya seperti yang kalian lihatlah Yeye kan memang suka banget kumpul bareng teman-temannya dia gitu," jelas Sarwendah.
Momen spesial tersebut seharusnya jatuh pada tanggal 18 Agustus mendatang, di mana ia akan genap berusia 65 tahun. Sayangnya, takdir berkata lain, dan perayaan yang sudah dinantikan itu tidak akan pernah terwujud.
"Jadi memang pada saat nanti bulan 8 tanggal 18 kan ulang tahun dia," pungkasnya.