Momen 'tamparan' itu datang saat ia melihat daftar lengkap para rekannya. Ia menjadi satu-satunya yang tidak memiliki gelar sarjana dari kampus bergengsi.

"Terus pas gue lihat lagi chat-nya, ada yang kuliah di enespre-enespro (ESMOD), ada yang di Paris, di Milan, gue cuma SMA doang, jadi ya sudah gue capture aja," kenangnya.

Meski begitu, Igun tidak larut dalam rasa rendah diri. Baginya, pendidikan formal bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan.

Oleh karena itu, ia justru mengubah rasa mindernya menjadi sebuah refleksi dan rasa syukur atas talenta yang dianugerahkan Tuhan.

"Maksud gue, ya bersyukurnya kita punya talenta ya, Allah ngasih kebisaan. Kayak misalnya King, memang King sekolah masak? Kan enggak. Dia sebagai anak yang otodidak, masakannya bisa enak," katanya memberi contoh.

Ia menegaskan bahwa intuisi dan kerja keras seringkali lebih berpengaruh daripada gelar akademis semata.

"Ada orang yang kuliah sampai ke London sekolah bisnis, belum tentu bisnisnya bagus. Ada orang yang enggak sekolah bisnis, tapi intuisi bisnisnya bagus," jelasnya.

Ivan Gunawan pun meluruskan bahwa unggahannya di media sosial bukan untuk meremehkan pendidikan tinggi. Ia hanya ingin memotivasi para pengikutnya.

"Jadi aku di sini bukannya ngajarin followers aku 'sudah, enggak usah kuliah, SMA aja', bukan begitu," tegasnya.

"Maksud aku bahwa aku aja hanya lulusan SMA, aku bisa berada di titik aku yg sekarang. Karyaku bisa diminati, dihargai," pungkas Ivan Gunawan.