Sukses Sebagai Penyanyi Cilik, 10 Potret Geofanny Tambunan Bahas Sisi Kelam Hidupnya - Alami Depresi Berat Hingga Coba Mengakhiri Hidup
instagram.com/geofannytambunan
Nama Geofanny Tambunan pastinya sudah tidak asing bagi generasi '90-an yang masa kecilnya ditemani oleh lagu-lagu hits seperti 'Menabung' dan 'Apanya Dong'. Seiring berjalannya waktu, Geofanny ternyata justru memilih jalur yang berbeda dari karir awalnya sebagai penyanyi cilik.
Namun siapa yang sangka kalau ternyata seorang Geofanny Tambunan mengalami perjalanan hidup yang begitu kelam di balik kesuksesannya sejak usia dini. Simak selengkapnya yuk!
(AYO JOIN CHANNEL WHATSAPP KAPANLAGI.COM BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATE DAN BERITA TERBARU SEPUTAR DUNIA HIBURAN TANAH AIR DAN JUGA LUAR NEGERI. KLIK DI SINI YA, KLOVERS!)
Dalam podcast bersama Melaney Ricardo, Geofanny mengaku sempat tak bisa merasakan emosi sama sekali, seperti menangis, rasa senang, bahkan ketakutan.
Tak hanya itu, pria kelahiran 13 Januari 1988 tersebut juga menyadari bahwa pola makannya menjadi hancur yang berujung pada kenaikan berat badan drastis.
Ada kalanya di mana Geofanny memesan 10 potong ayam goreng dari restoran cepat saji pada pukul jam 3 pagi hanya untuk bisa merasakan sesuatu.
Mati rasa yang dialami oleh Geofanny juga membuatnya sering mencakar diri sendiri. Kondisinya makin memburuk hingga sempat kepikiran ingin mengakhiri hidup.
Namun semesta berkehendak lain. Geofanny yang merasa diselamatkan oleh Sang Pencipta memutuskan untuk ke psikiater dan dinyatakan mengidap depresi.
Proses penyembuhan Geofanny dari depresi yang dialaminya memakan waktu yang sangat lama, di mana ia harus mengonsumsi obat-obatan bahkan hingga sekarang.
Dari konsultasinya dengan psikiater, Geofanny menyadari kalau depresinya bukan muncul lantaran gagal bersekolah ke New York yang jadi impiannya sejak kecil.
Depresi yang dialami Geofanny merupakan ledakan dari tumpukan trauma masa lalu, di mana ia jadi korban bullying sejak masih duduk di bangku sekolah.
Untuk menyembuhkan kondisi kesehatan mentalnya, Geofanny disarankan untuk belajar meluapkan perasaannya serta memvalidasi apa saja yang dirasakannya.
Selain itu, Geofanny juga memulai hidup baru di Bali yang membuatnya kembali bisa merasakan beragam emosi sehingga berangsur mengurangi dosis obat.