Ia mengungkapkan bahwa kabar tentang Indonesia tetap sampai ke tempat tinggalnya sekarang. Bahkan teman-temannya di Amerika sering bertanya soal kondisi di Jakarta.

"Iya, beritanya sampai sini kok. Temen-temen suka nanya, 'Itu di Jakarta lagi rusuh banget ya, kenapa sih kok sampai segitunya?' Lalu aku coba jelasin, tutur Aurelie.

Aurelie kemudian menyinggung pengalamannya pada tahun 2016, ketika dirinya sempat mendapat tawaran untuk masuk ke dunia politik. Saat itu ia ditawari untuk bergabung dengan sebuah partai dengan imbalan fantastis.

Menurut pengakuannya, bayaran yang ditawarkan mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Tugasnya pun hanya sebatas mendampingi ketua partai dalam sejumlah kegiatan, serta sesekali diminta memberikan pernyataan publik.

Meski begitu, Aurelie mengaku sama sekali tidak tertarik. Baginya, politik bukan bidang yang ia kuasai, sehingga ia lebih memilih untuk menolak tawaran tersebut.

"Aku memang gak pernah tertarik sama politik dan pas diajak aku mikir ngapain, aku juga gak ngerti gak tertarik, lebih ke sadar diri memang gak kompeten gitu," jelasnya.

Alih-alih semakin tertarik, penjelasan mengenai perannya justru membuat Aurelie makin yakin untuk menolak. Ia merasa kehadirannya hanya akan dijadikan pelengkap tanpa kontribusi nyata.

"Dan begitu dijelasin apa peran aku, malah lebih gak mau lagi, cuma jadi tim hore aja," kata Aurelie.

Kini, meski tinggal di luar negeri, Aurelie tetap menaruh kepedulian terhadap Indonesia. Ia berharap situasi yang terjadi saat ini bisa segera membaik agar masyarakat bisa kembali merasa tenang.