"Jujur, pas di Kemang itu enggak gerak, aku sempat pesan nasi goreng. Di sebelah ada abangnya sampai sempat masak ya," ujar Valerie Tifanka saat ditemui di GOR UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (1/11/2025).

Tak berhenti di situ, setelah berhasil sedikit bergerak dari titik kemacetan, ia kembali mengisi perutnya dengan mampir ke sebuah restoran cepat saji melalui layanan drive-thru. Namun, perjalanan masih sangat panjang.

"Pokoknya ngelewatin drive-thru ya kan salah satu restoran, langsung drive-thru makan di mobil, tetap enggak nyampe-nyampe," lanjutnya.

Selama delapan jam terkurung di dalam mobil, berbagai aktivitas pun ia lakukan, mulai dari makan, tidur, hingga akhirnya pasrah karena baterai ponselnya habis.

"Tidur, bangun, HP sampai low batt semuanya, udah ampun," kenangnya.

Akibat insiden ini, Valerie terpaksa harus membatalkan kehadirannya di sebuah acara penting. Ia mengaku sudah berusaha menunggu hingga pukul 10 malam, namun kondisi jalan yang tak kunjung membaik membuatnya menyerah.

"Sampai aku kayak ya udah minta maaf enggak bisa datang gitu, karena aku udah berusaha sampai jam 10 masih di jalan, cuma enggak bisa datang gitu," jelasnya.

Di balik cerita uniknya, Valerie juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Jakarta yang semakin rentan terhadap banjir saat musim hujan. Ia pun berpesan kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

"Mungkin bisa diperhatiin lagi kali ya, apalagi buang sampah jangan sembarangan. Itu kan kalau Kemang juga udah langganan banjir ya, mungkin kalau hujan dihindari aja," tuturnya.

Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi Valerie, sekaligus pengingat akan tantangan hidup di kota besar seperti Jakarta.