Setelah pengumuman percerainnya, Turner mengalami apa yang dia sebut sebagai rasa bersalah sebagai ibu atau "mum guilt". Meskipun media menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang suka berpesta, Turner menyadari bahwa gambaran tersebut tidak akurat dan tidak mencerminkan dirinya yang sebenarnya.

Dia mengungkapkan, "Saya terluka karena saya selalu mempertanyakan setiap tindakan saya sebagai seorang ibu - rasa bersalah sebagai ibu itu nyata! Saya terus mengingatkan diri sendiri, semua tuduhan itu tidak benar. Anda adalah ibu yang baik dan tidak pernah menjadi seorang penikmat pesta."

Selama masa pernikahannya dengan Joe Jonas, Turner merasa tidak nyaman dengan cara pandangan publik kepadanya. Ia menyebut dirinya sendiri, Danielle (istri Kevin Jonas), dan Priyanka Chopra (istri Nick Jonas) sebagai "istri-istri" Jonas Brothers. 

Meskipun hal ini bukan kesalahan Joe atau saudara-saudaranya, Turner merasa persepsi masyarakat hanya memandang mereka sebagai penggemar berat band tersebut.

Turner menginginkan untuk dipandang lebih dari sekedar tambahan atau pelengkap bagi suami-suami mereka. Ia mendambakan pengakuan atas identitas dan prestasinya sendiri, bukan hanya dilihat sebagai orang yang mendampingi para Jonas Brothers.

Meskipun pernikahannya dengan Joe Jonas telah berakhir, Sophie Turner tetap menyikapi masa depan dengan pandangan yang optimis. Dia memberikan pujian kepada Joe atas perannya sebagai seorang ayah yang baik bagi anak-anak mereka. 

Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, Turner mendapat dukungan dari sahabatnya, Taylor Swift yang membantunya melewati momen-momen berat itu.

Di tengah lika-liku kehidupan yang dilaluinya, Sophie Turner terus menunjukkan ketangguhan dan keberanian dalam menghadapi segala tantangan yang ada. Sikapnya yang tegar dan penuh harapan ini menunjukkan bahwa dia mampu bangkit dan melihat ke depan dengan perspektif positif.