Jika Levi menjadi protagonis, cerita mungkin akan lebih berpusat pada pertempuran langsung dan strategi militer. Levi, dengan gaya bertarungnya yang cepat dan kejam, akan membawa lebih banyak aksi intens dan epik sejak awal.

Dengan masa lalu Levi yang kelam dan kepribadian yang dingin, hubungan antar karakter akan lebih terjalin dengan tensi emosional yang mendalam. Levi bukan sosok yang mudah berinteraksi, sehingga interaksinya dengan karakter lain akan penuh dengan ketegangan dan konflik.

Levi terkenal tanpa ampun terhadap musuh-musuhnya. Jika dia memimpin jalan cerita, pendekatan terhadap Titan dan musuh lainnya akan lebih brutal, dengan sedikit ruang untuk kompromi atau belas kasihan.

Levi sudah terbiasa dengan kematian di sekelilingnya, tapi jika ia menjadi tokoh utama, kehilangan teman-temannya akan digali lebih dalam. Cerita mungkin akan lebih berfokus pada rasa bersalah dan trauma emosional yang dirasakannya.

Fokus utama cerita bisa bergeser dari transformasi Eren Yeager menjadi anti-hero, dan Levi akan menjadi pusat narasi yang berjuang untuk menghancurkan Titan dengan strategi yang matang tanpa drama internal yang rumit.

Dengan Levi di pusat cerita, ada kemungkinan besar strategi dan taktik militer akan lebih diperhatikan. Levi dikenal sebagai ahli taktik yang efektif, sehingga cerita akan dipenuhi dengan rencana pertempuran yang cerdas dan kemenangan yang teliti.

Levi bukanlah tipe karakter yang ekspresif atau penuh monolog batin seperti Eren. Perkembangan karakternya mungkin lebih tersembunyi, ditandai dengan perubahan kecil dalam perilakunya seiring dengan perjalanan cerita, memberikan rasa misteri dan kedalaman.

Jika Levi adalah tokoh utama, nada keseluruhan cerita mungkin akan lebih gelap dan suram. Masa lalunya yang penuh kekerasan dan kehilangannya yang terus-menerus akan memberikan nada tragis yang mendalam bagi jalan cerita Attack on Titan.