Mitsuri mengalami masa kecil yang penuh tantangan. Ia tumbuh di keluarga yang memandang rendah kemampuan bertarungnya, yang membuatnya merasa tidak diterima.

Sejak kecil, Mitsuri merasakan tekanan untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pemburu iblis. Hal ini mengakibatkan stress emosional yang cukup besar dalam hidupnya.

Mitsuri pernah mengorbankan kebahagiaannya demi melindungi keluarganya dari ancaman iblis, menunjukkan betapa besar rasa cintanya, meskipun itu membawa beban di hatinya.

Meskipun selalu ceria di depan orang lain, Mitsuri sering kali menekan perasaannya yang mendalam, seperti kesedihan dan rasa sakit akibat kehilangan orang yang dicintainya.

Dalam pertempuran melawan iblis, Mitsuri menyaksikan teman-temannya tewas, yang meninggalkan trauma mendalam meski ia berusaha untuk tetap kuat.

Meskipun dikelilingi oleh teman-teman, Mitsuri sering merasa kesepian karena merasa berbeda dan tidak dipahami oleh orang lain.

Dalam perjuangannya melawan Muzan, Mitsuri harus menghadapi kemungkinan kehilangan segalanya. Keputusan yang diambilnya menunjukkan betapa besar pengorbanan yang ia lakukan untuk melindungi orang yang dicintainya.