Ini Dampak Rupiah Melemah Buat Fans K-Pop, Harga Tiket Konser dan Fanmeeting Bisa Makin Mahal
Akhir-akhir ini, media sosial dipenuhi curhatan para fans K-Pop. Bukan cuma soal konser yang batal atau idol yang nggak jadi datang, tapi tentang satu hal yang bikin galau berjamaah: harga tiket konser yang makin mahal!
Kalender konser di Indonesia pun makin padat. Dalam satu tahun, bisa puluhan artis Korea Selatan mampir ke Jakarta buat konser atau fanmeeting. Tapi meskipun makin sering ada konser, harga tiket nggak makin terjangkau. Ada yang bilang ini efek promotor, ada juga yang menyalahkan sistem penjualan tiket. Tapi salah satu faktor yang sering luput dari perhatian adalah kondisi nilai tukar rupiah yang makin melemah.
Lalu, apa hubungannya nilai rupiah dengan harga tiket konser? Kenapa bisa memengaruhi dompet para fans? Yuk, kita bahas lebih dalam.
Belakangan ini, banyak penggemar musik, terutama pecinta K-Pop, mulai mengeluhkan mahalnya harga tiket konser dan fanmeeting di Indonesia. Salah satu penyebab utama yang jarang disadari adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Per hari ini (11 April 2025), nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp16.500 hingga Rp16.950 per USD, tergantung bank. Ini merupakan pelemahan yang cukup signifikan dibandingkan nilai tukar beberapa bulan lalu.
Di tahun 2025 saja, ada banyak agenda konser besar, mulai dari NCT WISH, J-Hope BTS, SEVENTEEN, hingga BABYMONSTER yang semuanya menggelar acara di Jakarta. Kehadiran artis-artis ini disambut antusias oleh para penggemar, namun tidak bisa dipungkiri bahwa harga tiket yang ditawarkan cukup menguras dompet.
Harga tiket konser K-Pop di Indonesia saat ini berada dalam kisaran Rp1,3 juta hingga Rp4,5 juta, tergantung artis dan kategori tempat duduk. Harga ini belum termasuk pajak dan biaya layanan tambahan yang biasanya dikenakan oleh platform penjualan tiket.
Melemahnya nilai rupiah berperan besar dalam kenaikan harga tiket ini. Bayangkan saja, honor artis internasional dan tim manajemen mereka dibayar dalam dolar. Ketika rupiah melemah, otomatis biaya yang dikeluarkan promotor menjadi lebih besar.
Begitu pula dengan biaya logistik seperti tiket pesawat, akomodasi hotel, transportasi lokal, serta peralatan panggung dan teknologi banyak di antaranya harus diimpor dan dibayar dengan kurs dolar. Semua itu menyebabkan total biaya produksi konser melonjak.
Selain faktor kurs, mahalnya tiket juga disebabkan oleh tingginya permintaan dari penggemar, biaya produksi konser yang besar (seperti lighting, sound system, efek visual), serta biaya perizinan dan pajak hiburan di Indonesia.
Promosi yang dilakukan secara masif juga membutuhkan anggaran tersendiri. Jadi, harga tiket konser yang mahal itu bukan tanpa alasan. Untuk ke depannya, bisa jadi harga tiket konser akan terus fluktuatif mengikuti nilai tukar rupiah.
Jadi buat penggemar yang pengen banget datang ke konser atau fanmeeting idola, rajin-rajin menabung ya. Semangat!