Anime Dan Manga 'AKU NO HANA' Diadaptasi Jadi Live Action, Simak Jadwal TayangnyadDi Sini

Kapanlagi.com - Manga The Flowers of Evil (Aku No Hana) karya Shuzo Oshimi dikonfirmasi akan kembali mendapatkan adaptasi serial televisi live action terbaru, setelah sebelumnya pernah diadaptasi dalam bentuk film pada tahun 2019. Serial ini dijadwalkan untuk tayang perdana pada April 2026 dan akan disiarkan di TV Tokyo. Selain penayangan televisi, serial ini akan mendapatkan penayangan eksklusif di platform streaming Disney+.

Adaptasi ini menjadi interpretasi baru dari cerita psikologis remaja yang terkenal gelap, sensitif, dan penuh dengan kegelisahan emosional. Versi drama ini menandai adaptasi besar kelima dari judul The Flowers of Evil setelah sebelumnya diangkat ke dalam bentuk manga, anime, film, dan pertunjukkan panggung. Pihak produksi juga merilis visual terbaru dalam merayakan pengumuman ini.

Baca berita menarik lainnya di Liputan6.com

1 dari 3 halaman

1. Tim Produksi Drama 'The Flowers of Evil'

Visual 'Aku No Hana' (Credit: x.com/@tx_akunohana)

Serial live action The Flowers of Evil akan digarap oleh Paul Young, sutradara yang sebelumnya pernah terlibat dalam produksi Star Wars: Visions Volume 2. Paul Young akan dibantu oleh Noburo Iguchi, sutradara dari film live action The Flowers of Evil yang dirilis pada tahun 2019. Naskah serial ini ditulis oleh Keita Meguro dan Shuho Takase yang dipercaya dapat menerjemahkan kompleksitas psikologis cerita ke dalam format serial televisi yang lebih lamban dibandingkan format film. Proyek ini akan akan diproduksi oleh TV Tokyo dan C&I Entertainment, dua perusahaan besar yang sudah mengeluarkan banyak karya-karya berkualitas sebelumnya.

Produser dari C&I Entertainment, Hideyuki Wakuta, menjelaskan bahwa latar waktu dari cerita dalam adaptasi ini yaitu tahun 1998. Pemilihan latar waktu ini bertujuan untuk menangkap kecemasan masyarakat menjelang pergantian milenium. Pendekatan ini diharapkan dapat menghadirkan tema kegelisahan, impuls, dan pencarian identitas yang menjadi ini cerita serial ini.

2. Pemeran Utama dan Komentar Kreator

Pemeran Kasuga dan Nakamura (Credit: x.com/@tx_akunohana)

Fuku Suzuki akan memerankan pemeran laki-laki utama yaitu Takao Kusuga, sementara Ano yang dikenal sebagai musisi dipercaya untuk memerankan karakter Sawa Nakamura. Peran ini menjadi proyek besar bagi keduanya, karena menandai peran utama pertama Suzuki dan Ano dalam produksi drama TV. Suzuki menyebutkan bahwa cerita ini mengingatkannya pada gejolak emosi masa sekolah yang penuh dengan dinamika psikologis. Perkembangan karakter Takao Kasuga membawanya ke wilayah peran yang belum pernah ia jelajahi sebelumnya. Sementara itu, Ani mengenang pengalamannya saat pertama kali membaca The Flowers of Evil saat kondisi mentalnya sedang kewalahan, yang meninggalkan kesan kuat sekaligus tidak nyaman. Ia mengaku tidak pernah menyangka akan memerankan karakter Sawa Nakamura.

Mangaka dari serial ini, Shuzo Oshimi, menyambut adaptasi ini dengan sangat antusias dan penasaran dengan interprestasi Suzuki dan Ano dalam memerankan karakter yang problematik. Oshimi menyatakan, "Lebih dari satu dekade setelah manga ini berakhir, bisa merilisnya lagi dalam bentuk drama adalah sesuatu yang langka dan berharga. Dari melihat aktingnya belakangan ini, saya sangat bersemangat Fuku Suzuki memerankan Kasuga. Saya juga merasa Ano memiliki kemurnian dan jiwa pemberontak seperti Nakamura. Saya berharap pembaca baru maupun pembaca lama dapat menikmati serial ini."

Koichi Uruma dari TV Tokyo yang menjadi salah satu produser, menyebutkan bahwa distribusi melalui Disney+ akan meningkatkan skala produksi melebihi drama larut malam TV Tokyo lainnya. Ia juga menegaskan bahwa serial ini akan mengangkat cerita masa remaja, seksualitas, hubungan 'tuan dan pelayan', dan dorongan-dorongan manusia lainnya. Meskipun kompleks dan ekstrem, Uruma mengatakan bahwa gejolak emosi yang dihadirkan dapat dirasakan oleh banyak orang.

3. Sinopsis 'The Flowers of Evil'

Visual 'Aku No Hana' (Credit: x.com/@modelpress)

The Flowers of Evil mengisahkan Takao Kasuga, seorang siswa SMP yang memiliki ketertarikan dalam karya sastra klasik, khususnya puisi karya Charles Baudelaire. Kehidupannya yang semulanya berjalan biasa saja, berubah drastis setelah ia tertangkap basah mencuri baju olahraga siswi yang ia idolakan. Siswi yang melihat kejadian pencurian tersebut adalah Sawa Nakamura, siswi pemberontak yang menolak normal sosial dan nilai moral di sekitarnya. Demi merahasiakan kejadian tersebut, Nakamura menawarkan kontrak kepada Kasuga dan memanfaatkannya untuk membangun hubungan yang tidak lazim di antara keduanya.

Hubungan Kasuga dan Nakamura berubah menjadi dinamika psikologis yang penuh manipulasi, tekanan emosional, dan pemberontakan terhadap lingkungan sekitarnya. Cerita ini akan menjelajahi kecemasan, dorongan seksual, serta pencarian jati diri yang kerap muncul pada masa remaja. Konflik batin yang ekstrem ini akan dihadirkan melalui pendekatan yang dirasakan oleh banyak orang dalam fase pertumbuhan tersebut. Manga The Flowers of Evil sendiri terbit di majalah Bessatsu Shonen Magazine milik Kodansha dari 2009 hingga 2014 dan telah terjual sebanyak 3,25 juta kopi di seluruh dunia.

(kpl/vaj)