Kapanlagi.com - Jika kamu pernah menonton drama China dan merasa waktu kamu habis hanya untuk satu season, kamu tidak sendirian. Banyak penonton global bertanya-tanya: mengapa drama China bisa mencapai 40 hingga 70 episode, padahal serial lain hanya memiliki belasan episode saja? Jawabannya bukan sekadar karena penonton menyukainya.
Durasi panjang ini sebenarnya adalah hasil dari campur tangan banyak faktor, mulai dari strategi bisnis, budaya menonton lokal, hingga sumber cerita yang diadaptasi dari novel web dengan ribuan halaman. Dalam dunia hiburan yang semakin kompetitif, kuantitas ternyata menjadi bagian dari strategi untuk menjangkau penonton yang lebih luas sekaligus mendulang pendapatan lebih besar.
Dengan semakin populernya drama Tiongkok di platform streaming internasional seperti iQiyi dan WeTV, pemahaman akan alasan di balik panjangnya episode jadi penting, bukan hanya bagi penonton, tetapi juga bagi kreator konten dan pengamat industri hiburan.
Salah satu alasan utama drama China punya episode yang sangat banyak adalah sistem pembayaran berdasarkan jumlah episode. Platform seperti iQiyi membayar produsen drama per episode, bukan per proyek.
Hal ini mendorong produser untuk membuat drama lebih panjang agar mendapat keuntungan lebih banyak. Selain itu, semakin banyak episode berarti lebih banyak peluang penempatan produk (product placement) dalam cerita.
Banyak drama China diadaptasi dari novel-novel web yang sangat panjang, bahkan bisa mencapai 2 juta kata. Ini dua kali lipat jumlah kata dari seluruh seri Harry Potter.
Untuk menyesuaikan panjang cerita dengan bahan sumbernya, pembuat drama cenderung membuat episode sebanyak mungkin agar tidak merusak alur asli. Selain itu, penulis web novel juga dibayar berdasarkan jumlah karakter tulisan, yang membuat mereka sengaja membuat cerita lebih panjang.
Sebelum 2020, tidak ada batasan ketat dalam jumlah episode drama. Beberapa judul seperti Empresses in the Palace bahkan mencapai 76 episode, dan The Mystic Nine menunda plot utama hingga episode ke-18.
Namun, karena banyak kritik dari penonton yang menilai drama terlalu "disuntik air" (terlalu banyak filler), otoritas penyiaran China akhirnya membatasi jumlah episode maksimal menjadi 40. Tapi meskipun ada batasan, satu musim drama masih bisa berdurasi hingga 30 jam lebih.
Di China, drama biasanya tayang 2 episode per malam atau per minggu, baik di TV maupun platform digital seperti iQiyi. Pola rilis ini membuat panjangnya episode justru terasa wajar bagi penonton lokal.
Selain itu, budaya binge-watching juga berkontribusi. Penonton menikmati maraton menonton puluhan episode sekaligus, sehingga drama yang panjang tetap memiliki peminat yang loyal.
Fasilitas produksi seperti Hengdian World Studios memungkinkan shooting cepat dan efisien. Infrastruktur yang lengkap mendorong produser untuk merekam banyak episode dalam waktu yang lebih pendek.
Dengan efisiensi ini, pembuatan drama panjang terasa lebih masuk akal secara logistik dan biaya produksi. Hal ini juga membantu tim produksi dalam menyiasati kenaikan gaji aktor dan kru.
Yuk, baca artikel seputar rekomendasi drama China lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?