Kehadiran trio legendaris ini tentu saja menimbulkan harapan besar di kalangan penonton dan kritikus. Banyak yang bertanya-tanya apakah film ini dapat memenuhi ekspektasi tinggi yang sudah terbentuk sejak lama.
Dalam ulasan ini, kita akan membahas apakah kembalinya Hanks, Wright, dan Zemeckis mampu memberikan pengalaman sinematik yang memuaskan dan sebanding dengan karya-karya mereka sebelumnya. Yuk kita simak ulasan lengkapnya!
Kolaborasi antara Hanks, Wright, dan Zemeckis menjadi salah satu fokus utama dalam film HERE. Dalam film ini, mereka berperan sebagai pasangan yang hidup di era yang berbeda, menggambarkan hubungan rumit yang berlangsung dalam satu ruangan sepanjang cerita.
Chemistry antara Hanks dan Wright memang sudah terbangun sejak film FORREST GUMP, sehingga penonton tidak hanya merasakan nuansa nostalgia, tetapi juga dinamika hubungan mereka yang terus menghadapi ujian dari waktu dan perubahan.
Penampilan aktor pendukung seperti Paul Bettany dan Kelly Reilly juga turut menambah warna dan kedalaman pada film ini, menjadikannya pengalaman yang lebih kaya bagi penonton.
Salah satu keunggulan utama dari film HERE adalah visualnya yang luar biasa. Film ini dibuka dengan gambaran singkat mengenai lokasi tersebut sebelum menjadi sebuah rumah, meliputi berbagai era mulai dari zaman dinosaurus, zaman es, hingga masa kolonial. Penonton mungkin akan teringat dengan THE TREE OF LIFE (2011) saat melihatnya.
Cerita kemudian berlanjut melalui beberapa keluarga hingga Al Young (Paul Bettany) membeli rumah tersebut, yang kemudian diwariskan kepada Richard Young (Hanks). Penampilan Richard sebagai remaja diperhalus dengan teknologi CGI de-aging, begitu juga dengan karakter Margaret yang diperankan oleh Wright.
Meskipun penggunaan teknologi ini bukan hal baru di Hollywood, seperti yang terlihat dalam THE IRISHMAN, sekuel STAR WARS, dan HERE, mampu menyajikannya dengan cara yang lebih halus. Namun, penonton tetap dapat merasakan perbedaan usia antara aktor asli dan karakter yang mereka perankan, yang sedikit mengurangi esensi "perkembangan" karakter tersebut.
Meskipun film HERE menampilkan visual yang memukau, narasinya terasa kurang kuat dan cenderung datar. Film ini lebih banyak menyajikan peristiwa-peristiwa yang umum tanpa memberikan konteks atau penjelasan mendalam mengenai setiap keluarga yang tinggal di rumah tersebut.
Dengan gaya penceritaan yang mengandalkan simbolisme dan metafora, HERE mungkin akan sulit dinikmati oleh penonton yang tidak terbiasa. Selain itu, penggunaan sudut pandang kamera yang kaku dan fokus pada satu ruangan saja membuat tempo film terasa lambat dan monoton.
Bagi mereka yang ingin menikmati keindahan visual sambil menyaksikan reuni Hanks dan Wright, HERE layak untuk ditonton. Namun, sebaiknya jangan berharap film ini akan memberikan pengalaman emosional atau filosofi yang mendalam seperti karya-karya Terrence Malick.
Yuk simak terus informasi tentang film terbaru HERE! Kalau bukan sekarang, KapanLagi?