Kapanlagi.com - Siapa nih yang ngefans berat sama waralaba horor THE CONJURING? Film-film ini selalu sukses bikin bulu kuduk berdiri dengan kisah nyata Ed dan Lorraine Warren. Saat artikel ini dirilis, film keempat waralaba THE CONJURING sudah tayang di seluruh bioskop Tanah Air.
Dirilis pertama kali di bioskop pada tahun 2013, THE CONJURING langsung menjadi hits besar dan meraup lebih dari $320 juta (sekitar Rp5 miliar) di box office dunia. Film ini dibintangi oleh Lili Taylor dan Ron Livingston yang berperan sebagai Roger dan Carolyn Perron, sepasang orang tua yang berusaha melindungi anak-anak mereka dari roh jahat di rumah baru mereka.
Dalam keputusasaan, keluarga Perron meminta bantuan kepada penyelidik paranormal terkenal, Ed dan Lorraine Warren (diperankan oleh Vera Farmiga dan Patrick Wilson). Pasangan ini pun mengungkap bahwa roh seorang penyihir bernama Bathsheba Sherman lah yang mengganggu keluarga Perron.
Ed dan Lorraine Warren adalah pasangan suami istri yang terkenal sebagai penyelidik paranormal dan ahli demonologi dari tahun 1970-an hingga 1990-an. Selain membantu keluarga Perron di Rhode Island, mereka juga terlibat dalam beberapa kasus horor terkenal lainnya, seperti rumah berhantu di Amityville, New York, kasus Enfield Poltergeist dan bahkan kasus pengadilan Arne Cheyenne Johnson yang mereka klaim kerasukan.
Tapi, sadar enggak sih kalau setiap filmnya punya ciri khas yang beda banget? Mulai dari sinematografi, scoring, fakta di balik layar, sampai musuh utamanya, semuanya punya keunikan masing-masing. Simak selengkapnya di sini ya, KLovers!
Film pertama ini dikenal dengan pendekatan horor klasik yang mengandalkan ketegangan atmosferik. Sutradara James Wan sukses menciptakan jump scare efektif melalui pergerakan kamera yang lambat dan stabil.
James Wan kembali menyutradarai sekuel ini dengan skala yang lebih besar. Penggunaan efek visual yang kompleks menciptakan adegan horor ikonik, seperti kemunculan Valak yang legendaris.
Film ketiga ini disutradarai oleh Michael Chaves, mengambil pendekatan yang lebih gelap dan berpasir. Fokusnya beralih dari rumah berhantu tradisional ke lokasi investigasi yang beragam, termasuk persidangan.
Michael Chaves kembali menyutradarai film penutup ini, dengan Eli Born sebagai sinematografer. Ulasan awal menyebutkan penggunaan rekaman video rumahan dan perangkat pengawasan era 1980-an yang beresolusi rendah.
Joseph Bishara bertanggung jawab atas musik film pertama ini. Skornya mampu membangun ketegangan dan menciptakan suasana mencekam, seringkali menggunakan disonansi untuk meningkatkan rasa takut.
Bishara kembali menggarap musik untuk sekuel ini dengan gaya serupa. Namun, ia menambahkan tema-tema menonjol untuk karakter baru seperti Valak dan The Crooked Man, memberikan identitas musikal berbeda.
Meskipun masih digarap oleh Bishara, scoring film ketiga ini terasa sedikit berbeda. Perubahan fokus cerita ke kasus pembunuhan dan okultisme memerlukan pendekatan musik yang lebih dramatis.
Film terakhir ini menandai pergantian komposer dari Joseph Bishara ke Benjamin Wallfisch. Wallfisch sebelumnya juga menggarap scoring untuk Annabelle: Creation, menjanjikan nuansa musik yang segar.
Film ini diadaptasi dari kisah nyata keluarga Perron yang mengalami gangguan supranatural. Lorraine Warren dan Andrea Perron bahkan menjadi konsultan untuk memastikan keakuratan cerita.
Sekuel ini didasarkan pada kasus Enfield Poltergeist yang terjadi di Inggris pada tahun 1977. Fakta menariknya, sosok Valak sebagai biarawati awalnya tidak direncanakan dan ditambahkan di akhir produksi.
Ini adalah film utama The Conjuring pertama yang tidak disutradarai oleh James Wan, melainkan oleh Michael Chaves. Kisahnya didasarkan pada kasus pembunuhan Arne Johnson pada tahun 1981, di mana ia mengklaim kerasukan setan sebagai pembelaan di pengadilan.
Film ini direncanakan menjadi babak terakhir dari kisah Ed dan Lorraine Warren di layar lebar. Kisahnya akan berpusat pada kasus hantu Smurl yang terjadi pada tahun 1986.
Musuh utama dalam film ini adalah Bathsheba Sherman, seorang penyihir yang mengutuk tanah tempat keluarga Perron tinggal. Film ini juga memperkenalkan boneka Annabelle sebagai medium roh jahat.
Valak, iblis berwujud biarawati, menjadi karakter ikonik yang mengganggu Lorraine dan keluarga Hodgson. Film ini juga menampilkan The Crooked Man, hantu yang mendiami mainan zoetrope.
Berbeda dengan dua film sebelumnya, film ini tidak menampilkan satu sosok makhluk halus bernama secara khusus. Musuh utamanya adalah seorang okultis manusia yang menggunakan sihir gelap untuk mengutuk Arne Johnson.
Film ini akan berpusat pada kasus hantu Smurl, di mana keluarga tersebut mengalami teror dari berbagai entitas supranatural. Meskipun ada spekulasi tentang kembalinya Valak, sutradara memilih fokus pada cerita personal.
Baca juga berita THE CONJURING lainnya di Liputan6.com