Kapanlagi.com - Ayahanda Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Achmad Hermanto Dardak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (21/8).
Emil Dardak dan sang istri Arumi Bachsin beserta keluar besar tampak mengantarkan ayahanda tercinta ke peristirahatan terakhirnya. Usai jenazah dimakamkan, Emil Dardak sempat menyampaikan kata-kata sambutannya.
âInnalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un. Segala sesuatu akan kembali kepada sang roh. Kiranya mungkin itu yang ada di dalam benak almarhum (ayahanda),â ujar Emil Dardak.
Dalam sambutannya, Emil Dardak pun jadi terkenang dengan kepergian adik tercintanya Eril Dardak pada 2018 silam.
âKarena saya menyaksikan almarhum (ayahanda) saat menghadapi cobaan kehilangan putra tercinta adinda Eril Arioristanto Dardak, beliau berkata seharusnya yang menguburkan saya adalah kamu, kenapa malah saya yang menguburkan kamu, Ril. Artinya beliau tahu bahwa siapapun akan punya waktunya di dunia ini dan mungkin beliau membayangkan seperti apa di akhir waktu nanti bagi diri beliau,â ucapnya.
Â
Selanjutnya Emil Dardak juga mengenang perjuangan ayahanda tercinta yang begitu mencintai pekerjaannya saat menjabat sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum.
âSebagai seorang anak, saya menyaksikan almarhum bapak Hermanto Dardak sebagai seorang ayah, sebagai suami yang telah menempuh hampir 40 tahun pernikahan dengan ibunda saya tercinta. Saya tahu betul sebagai menteri PU, beliau selalu berpesan jangan jadi orang yang kerja di PU, tapi jadilah orang PU. Mudah-mudahan di mata bapak menteri, almarhum papa adalah orang PU, bukan sekadar orang yang kerja di PU,â ungkap Emil Dardak.
âBeliau mengajarkan saya dan dari cerita ibu saya, saat ayah saya kadang pulang luar biasa larut, saya bukan mendengar keluhan, tapi ibu saya menyampaikan bahwa inilah orang yang berdedikasi untuk negara,â lanjutnya.
Â
Di akhir sambutannya, Emil Dardak pun sudah ikhlas melepas kepergian sang ayah tercinta. Ia juga tak lupa menyampaikan terima kasih atas semua pelajaran berharga yang diberikan ayahnya untuk anak-anaknya.
âPada akhrinya kami dengan berusaha seikhlas hati hari ini melepas seorang ayah yang akhirnya ayahanda waktu itu mungkin harus turun mengantarkan Eril hari ini saya dan Eron (adik) mengantarkan papa,â kata Emil Dardak dengan suara bergetar.
âTerima kasih untuk semua inspirasi keteladanan dan kasih sayangnya yang papa berikan kepada kami semua. Terima kasih sudah menunjukkan bahwa hidup ini bukan hanya sekedar mencapai sesuatu tapi mencintai merasa bahagia dan damai karena kita mengikuti hati nurani. Terima kasih atas semua nilai-nilai yang ditanamkan semoga Allah SWT meridhoi segala ikhtiar papa kerja sebagai ibadah dan juga segala ibadah diterima Allah SWT,â pungkasnya.
Â