Kapanlagi.com - Perceraian pasangan selebritis kerap kali menjadi sorotan publik, terutama ketika pasangan tersebut sering terlihat membagikan momen-momen kebahagiaannya di hadapan publik. Tentu, banyak yang tidak menyangka keharmonisan-keharmonisan yang dibagikan hanyalah kesenangan sesaat. Di balik senyum dan kebersamaan yang dipamerkan di media sosial, ternyata tersimpan berbagai konflik yang akhirnya memicu perceraian mereka.
Salah satu pasangan selebriti yang baru-baru ini menggegerkan publik dengan kabar perceraian pernikahan mereka adalah Ria Ricis dan Teuku Ryan. Pernikahan yang digelar pada 12 November 2021 menjadi momen bahagia bagi Ricis dan Ryan. Terlebih, kehadiran buah hati yang bernama Cut Raifa Aramoana dalam pernikahan mereka juga menjadi pelengkap kebahagiaan keduanya.
Megahnya pernikahan yang digelar hingga ditayangkan di stasiun televisi ternyata tidak menjamin langgengnya pernikahan. Artis yang dikenal dengan nama asli Ria Yunita ternyata mendaftarkan gugatan perceraian terhadap suaminya pada Selasa (30/01/2024) di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Pernikahan yang berlangsung selama dua tahun lebih berada di ujung tanduk karena gugatan perceraian tersebut.
Perceraian antara Ricis dan Ryan tentunya tidak lepas dari berbagai faktor yang menjadi penyebab kandasnya rumah tangga mereka. Sebagai pasangan selebriti yang selalu menjadi sorotan, tentu ada banyak spekulasi publik mengenai apa yang menjadi penyebab retaknya rumah tangga keduanya.
Mengutip dari putusan Nomor 547/Pdt.G/2024/PA.JS yang saat ini sudah ditarik dari Direktori Mahkamah Agung, berikut ini adalah beberapa faktor dan alasan yang menjadi penyebab perceraian Ricis dan Ryan!
Ria Ricis merasa bahwa Ryan tidak bersikap netral dan adil dalam perannya sebagai suami terhadap dirinya dan sebagai anak terhadap ibunya. Di sisi lain, Ryan membantah pandangan tersebut dengan menyatakan bahwa ibunya sudah dianggap sebagai orang tua oleh Ricis, dan ia selalu berusaha menjembatani setiap miskomunikasi yang terjadi antara istrinya dan ibunya.
Buntut dari ketidakcocokan yang terjadi antara Ricis dengan ibu mertuanya membuat Ryan berubah sikap. Menurut pandangan Ricis, ia merasa tidak diperhatikan dan tidak mendapatkan kasih sayang seperti sebelumnya.
Ryan merasa bahwa sikapnya terhadap Ricis tidak berubah. Menurutnya, Ricis terlalu sensitif dan sangat berlebihan dalam menanggapi serta menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan ibunya. Perbedaan persepsi ini semakin memperburuk hubungan mereka, menciptakan jurang yang semakin lebar di antara keduanya.
Setiap terjadi percekcokan, Ryan selalu berkata bahwa Ricis benci dan tidak dekat dengan keluarganya. Ia juga selalu membela ibunya dengan mengatakan, "Ibunya tidak pernah salah dan tidak boleh minta maaf ke anak, karena orang tua tidak pernah salah."
Ryan menganggap percekcokan dalam rumah tangga adalah hal yang wajar selama tidak ada kekerasan fisik maupun perkataan kasar. Mengenai sikapnya yang selalu membela ibunya, Ryan merasa bahwa hal tersebut wajar dan tidak beralasan untuk dipermasalahkan. Menurutnya, ia hanya berusaha memberikan penegasan dan pengertian kepada Ricis agar ia bisa menerima nasihat dan masukan dari orang tua Ryan.
Ryan selalu membela sang ibu dengan kalimat, "Dia yang telah melahirkan saya ke dunia," padahal kondisi Ricis saat itu sedang mengandung anak mereka.
Ryan mengungkapkan bahwa ia tidak bermaksud untuk membela ibunya secara berlebihan, namun ia merasa bahwa sebagai anak, sudah sewajarnya ia dan Ricis berbakti kepada orangtua yang masih hidup, terutama seorang ibu yang telah melahirkan.
Menurut Ryan, tidak ada yang salah dengan ucapan tersebut, dan ia merasa Ricis yang sedang hamil menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Akhirnya membuatnya murka dan marah berkepanjangan.
Ricis mengungkapkan bahwa hubungan mereka kurang komunikasi. Ia pernah meminta kepada Ryan untuk bercerita di malam hari, namun respon yang diberikan Ryan adalah, "Mau ngobrol apa? Cerita apa? Kan setiap hari sama-sama."
Bagi Ricis, tanggapan tersebut menunjukkan kurangnya usaha dari Ryan untuk menjaga komunikasi yang baik dalam pernikahan mereka. Namun, Ryan tidak setuju dengan ungkapan Ricis tersebut. Menurutnya, ia sudah berusaha realistis dalam menjalani rumah tangga dan selalu welcome ketika Ricis ingin bercerita.
Sebagai seorang istri, Ricis mengandalkan banyak hal kepada Ryan yang saat itu masih menjadi istrinya. Namun, Ryan justru merasa bahwa Ricis menyuruh-nyuruhnya sehingga ia merasa diperlakukan sebagai asisten rumah tangga. Ryan beralasan bahwa tugas-tugas yang diminta Ricis seharusnya ditangani oleh asisten dan manajer Ricis, bukan dirinya. Akibatnya, Ricis menganggap Ryan sebagai laki-laki yang minim inisiatif, pasif, dan sulit diandalkan.
Ryan tidak menyetujui hal tersebut. Menurutnya, menyebut dirinya minim inisiatif dan pasif adalah pernyataan yang sesat dan mendramatisir keadaan sebenarnya. Ryan merasa hanya meminta dihargai dan menjaga marwahnya sebagai suami dan kepala rumah tangga. Ia berpendapat bahwa Ricis tidak perlu menyuruh suami untuk hal-hal yang bisa dikerjakan oleh asisten atau manajer, dan Ricis seharusnya melihat situasi serta tidak seenaknya menyuruh Ryan dan mengabaikan perasaannya.
Menurut Ricis, Ryan menyerang pola asuh yang ia terapkan kepada anaknya. Ryan pernah curhat ke followers di media sosial dengan mengatakan, “semoga Moana besar gak kaya ibunya”.
Ryan membantah statement tersebut. Menurutnya Ricis terlalu dominan dan sangat memberdayakan anak untuk kegiatan-kegiatan konten yang semestinya bisa diatur waktu dan intensitasnya. Ryan juga mengkhawatirkan psikis dan mental anaknya.
Ricis mengungkapkan bahwa Ryan tidak memberikan nafkah batin sejak trimester kedua kehamilannya. Hingga mendekati hari kelahirannya dokter mengatakan Ricis tidak diperbolehkan lahiran normal karena faktor kurangnya hubungan suami-istri.
Alasan Ryan tidak memberikan nafkah batin kepada Ricis saat hamil adalah karena ia tidak sependapat dengan dokter. Menurutnya, akan sangat beresiko berhubungan karena bayi dalam kandungan cukup besar.
Ricis juga mengungkapkan bahwa sudah delapan bulan ia tidak diberikan nafkah batin oleh Ryan dengan alasan stress bekerja, lelah, hingga pilek. Alasan Ryan menolak memberikan nafkah batin adalah karena penerimaan Ricis saat itu tidak baik.
Buntut dari tidak diberikannya nafkah batin yang cukup membuat Ricis merasa dirinya buruk sehingga tidak diberikan kasih sayang oleh Ryan. Hingga Ricis pernah berfikiran untuk melakukan implant payudara karena Ryan pernah mengatakan, “badan kamu terlalu kurus, baiknya makan yang banyak.”
Ricis juga mengungkapkan bahwa Ryan juga pernah mengomentari dadanya yang rata. Ryan membantah pendapat tersebut dengan mempertanyakan, “Apakah ada yang salah dari ucapan tersebut?”
Menurut Ryan ucapan tersebut tujuannya baik, agar Ricis bisa makan yang banyak dan terlihat lebih berisi.
Dalam gugatannya, Ricis menuntut biaya nafkah untuk anaknya minimal sebesar Rp. 20.000.000.- perbulan hingga ia dewasa. Namun, Ryan tidak menyanggupi besaran nafkah tersebut dan hanya menyanggupi sebesar Rp. 5.000.000,-.
Majelis Hakim yang memutus perkara cerai ini menetapkan berdasarkan kepatutan dengan melihat kemampuan Ryan dan berdasarkan nafkah yang biasa diberikan kepada Ricis semasa pernikahan, ditetapkan besaran nafkah untuk Moana adalah Rp. 10.000.000,- perbulan hingga dewasa atau mencapai usia 21 tahun dengan kenaikan sebesar 10% pertahunnya.
Besaran nafkah yang ditetapkan tersebut sudah bocor ke publik sejak putusan cerai dipublikasikan pasa Senin (2/5/2024). Pendapat pro dan kontra dari netizen semakin membuat ramai permasalahan ini ketika KapanLagi memberitakannya melalui Instagram.
“10 juta kerjanya apa sih? Seharusnya mengukur kemampuan suaminya,” ujar salah satu netizen yang tidak sependapat dengan besaran nafkah yang ditetapkan.
“10 juta itu cuma harga satu sepatu Moana, diketawain sama biaya sekolah, baju dan keperluan Moana lainnya,” ujar salah satu netizen yang pro dengan besaran nafkah yang ditetapkan, justru menurutnya uang nafkah kecil dan kurang untuk keperluan-keperluan Moana lainnya.