Fenomena 'Auroreg', Ketika Sound Horeg Menyulap Langit Jadi 'Aurora Lokal'


Selebriti | Rabu, 24 September 2025 15:11

Kapanlagi.com - Dunia hiburan jalanan di Indonesia kembali menghadirkan fenomena unik yang belakangan ramai dibicarakan publik, yakni kemunculan auroreg. Auroreg atau aurora sound horeg adalah istilah populer untuk menyebut tampilan cahaya laser dari sound horeg yang menyorot langit bak aurora borealis.

Fenomena ini bermula dari tradisi sound horeg di Jawa Timur dan daerah sekitarnya. Seperti diketahui, sound horeg awalnya dikenal karena dentuman musiknya yang super nyaring dari deretan speaker raksasa di atas truk atau panggung portabel.

Baca berita lainnya seputar sound horeg di Liputan6.com.

1 dari 7 halaman

1. Lampu-Lampu Laser

Namun kini, tak hanya telinga yang dimanjakan, mata penonton juga ikut terhibur berkat hadirnya lampu-lampu laser gemerlap yang menambah kesan megah. Laporan South China Morning Post bahkan menyinggung bahwa sound horeg bukan lagi sekadar pesta musik, melainkan sebuah tontonan yang kian kompleks dengan audio-visual kelas festival.

Perubahan paling mencolok dari perkembangan sound horeg adalah penggunaan lampu-lampu laser yang dipasang mengelilingi truk sound. Berbeda dengan lampu sorot biasa, perangkat ini bisa bergerak-gerak mengikuti alunan musik berkat teknologi sinkronisasi DMX dan perangkat lunak pemetaan cahaya. Sinar-sinar yang diproyeksikan memantul dan melintas di langit, menghasilkan tontonan visual yang spektakuler.

2. Efek Aurora

Teknologi laser show komersial seperti ini sebenarnya lazim dipakai di konser besar atau klub malam kelas dunia. Produk laser projector yang disebut-sebut mampu menciptakan efek aurora artifisial memang dipasarkan secara internasional. Namun, melihatnya terpasang di truk sound horeg keliling kampung jelas memberikan sensasi yang berbeda, sebuah festival mobile dengan harga terjangkau.

Dari sinilah istilah auroreg lahir. Kombinasi sinar laser terang yang menembus kabut asap panggung menghasilkan formasi cahaya mirip tirai berwarna-warni di langit. Publik pun ramai menyamakannya dengan aurora borealis di Norwegia, meski tentu saja perbedaan ilmiah antara fenomena alam dan buatan manusia ini sangat jauh.

3. Tak Perlu ke Norwegia

Auroreg © instagram.com/netizeniseng

Namun perbandingan itu tak mengurangi antusiasme warga. Di media sosial, sejumlah warganet bercanda bahwa mereka kini tak perlu jauh-jauh ke Norwegia, untuk melihat aurora.

"Aurora lokal ada di lapangan depan rumah," tulis salah seorang pengguna TikTok sambil mengunggah video auroreg. Fenomena ini pun makin sering dijadikan konten promosi acara hajatan atau pesta rakyat.

4. Memicu Reaksi Beragam

Auroreg © instagram.com/jawapride_87

Seperti banyak tren hiburan lain, auroreg memicu reaksi beragam. Sebagian orang merasa senang karena hiburan jalanan menjadi lebih atraktif. Ekonomi lokal pun ikut terdongkrak karena jasa penyewaan sound system plus laser show kian laris.

Bahkan menurut pengamat budaya, fenomena ini bisa menjadi wajah baru showbiz rakyat yang memberi pengalaman mini konser EDM tanpa harus masuk ke klub malam berbiaya tinggi.

5. Tak Sedikit yang Resah

Auroreg © instagram.com/bandunggo.id

Namun, tak sedikit pula yang resah. Dentuman sound horeg sudah lama dikritik karena kebisingannya, dan kini sinar laser yang menyorot ke segala arah dianggap menambah polusi visual.

Warga yang rumahnya berada di sekitar lokasi acara kadang mengeluhkan malam mereka terganggu, baik oleh suara maupun cahaya yang menyilaukan.

Satu hal yang kini mulai mencuat adalah kekhawatiran soal dampak auroreg pada keselamatan penerbangan. Pasalnya, sinar laser berdaya tinggi yang diarahkan ke langit bisa menjangkau jauh hingga berpotensi mengenai jalur pesawat.

6. Dilarang pada Radius Tertentu

Kasus serangan laser ke kokpit pesawat komersial bukan hal baru. Times of India melaporkan bahwa otoritas penerbangan di India sampai melarang penggunaan laser show dalam radius tertentu dari bandara untuk mencegah gangguan serius terhadap pilot.

Di Indonesia sendiri, otoritas penerbangan sudah beberapa kali mengingatkan bahaya penggunaan laser sembarangan.

7. Berbahaya Bagi Penerbangan

"Sinar laser dapat membuat temporary blind atau kebutaan sementara pada mata pilot jika sinar laser tersebut mengenai mata pilot," tulis Ditjen Perhubungan Udara dikutip dari laman laman resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara @djpu_151.

Pada ketinggian 106 meter, sinar laser bisa menyebabkan pilot mengalami kebutaan sementara. Sementara itu, pada ketinggian 365 meter, sinar laser dapat menyebabkan silau dan gangguan penglihatan pilot.

Sedangkan pada ketinggian 1.127 meter dapat menyebabkan pilot kehilangan konsentrasi, seolah terdapat benda dengan penerang mendekati pesawat.

(kpl/tdr)

Topik Terkait